Akademisi Sebut Masyarakat Tidak Ingin Calon Pemimpin yang Sekadar Jual Kepopuleran
Masyarakat cenderung menginginkan sosok pemimpin nasional yang menawarkan program meneruskan program presiden sebelumnya.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Erik S
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat politik, Mada Sukmajati menilai, mengacu hasil survei yang dilakukan Indikator Politik Indonesia (IPI), saat ini masyarakat cenderung menginginkan sosok pemimpin nasional yang menawarkan program meneruskan program presiden sebelumnya.
"Survei itu juga menunjukan saat ini pemilih tak menginginkan calon pemimpin nasional yang sekadar menjual kepopuleran, tidak punya visi misi yang jelas untuk memajuan bangsa, kerap bermain isu dan hanya menggunakan politik identitas," kata Sukmajati dalam keterangan tertulis, Kamis (5/1/2023).
Baca juga: Survei Indikator: 71,3 Persen Masyarakat Puas dengan Kinerja Jokowi
Diketahui hasil survei IPI awal Desember 2022, pasangan Ganjar Pranowo dan Erick Thohir dipilih sebagian besar responden, bahkan masih unggul dibandingkan pasangan Anies-AHY.
Diterangkan dosen Departemen Politik dan Pemerintahan (DPP) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada, ini terjadi mengingat fenomena calon pemilih saat ini sangat berbeda dari pemilu 2014.
"Saat itu pemilih menginginkan perubahan gaya kepemimpinan nasional seperti dekat dengan masyarakat, sederhana, ramah dan kerja nyata," katanya.
Ia menyampaikan harapannya di Pilpres 2024 tak sekadar menjual nama saja, namun adu program, visi dan gagasan untuk kemajuan Indonesia siapapun yang terpilih jadi presiden.
Sukmajati juga mengingatkan, agar dapat memenangkan kontestasi pileg 2024, Parpol juga harus dapat memilih calon yang 'laku' dijual'.
Baca juga: Survei Indikator: Elektabilitas Prabowo Subianto Melesat Seiring Kepuasan pada Jokowi yang Naik
"Dari pengalaman Pemilu 2019 yang lalu, efek ekor jas sangat mendominasi untuk meningkatkan kemenangan parpol. Jika parpol gegabah memilih calonnya, maka efek ekor jas yang diharapkan untuk memenangkan pemilu 2024 tak akan terjadi," katanya.
Harusnya, kata dia dengan calon yang bagus dan didukung parpol yang solid, efek ekor jas di pemilu 2024 dapat terjadi.
Baca juga: Survei Indikator: Elektabilitas Ganjar sebagai Capres 2024 Ungguli Anies dan Prabowo
"Misalnya Ganjar sebagai kader PDIP seharusnya dapat memberikan efek ekor jas sehingga kerjasama antara parpol dan capres cawapres untuk memikat pemilih sangat vital," kata Sukmajati.