Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Komisi VII DPR Optimistis SDM Lokal Mampu Mengelola Migas dalam Negeri

Abdul Wahid sependapat dengan pernyataan Presiden Jokowi terkait dengan kemampuan sumber daya manusia (SDM) Indonesia untuk mengelola kekayaan negara.

Penulis: Chaerul Umam
Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Komisi VII DPR Optimistis SDM Lokal Mampu Mengelola Migas dalam Negeri
Doc. Pertamina
Ilustrasi. Anggota Komisi VII DPR RI Abdul Wahid sependapat dengan pernyataan Presiden Jokowi terkait dengan kemampuan sumber daya manusia (SDM) Indonesia untuk mengelola kekayaan negara seperti minyak dan gas (Migas), tanpa harus menggunakan SDM dari luar. 

Abdul Wahid meyakini betul infrastruktur pendukung untuk memuluskan keinginan presiden ini bisa dilakukan dalam waktu cepat, jika SDM Indonesia sudah siap bekerja untuk mengelola kekayaan Migas sendiri.

“Infrastruktur itu kan bisa dibuat dengan sekejap mata sebenarnya kalau SDM-nya cukup. Modalnya cukup mudah sebenarnya, nggak ribet-ribet amat, nggak pusing-pusing kita sebenarnya,” ucapnya.

“Kalau soal infrastruktur itu ada dua faktor saja, yang pertama modal teknologi dan yang kedua sumber daya manusia itu aja, nggak lebih dari itu. Jadi kalau keyakinan saya keyakinan itu harus ditunjang dengan yang namanya program strategis. Ada komitmen perbaiki lembaga pendidikan yang menunjang ke arah sana dan perkuat teknologi dan permodalan. Kalau teknologi ada, SDM ada kan lengkap,” imbuhnya.

Keyakinan Presiden Jokowi soal kemampuan SDM lokal mengelola sendiri kekayaan Migas ke depan selaras dengan program hilirisasi yang dilakukan saat ini.

Pasalnya, program hilirisasi ini dilakukan karena presiden yakin betul Indonesia mampu mengelola kekayaan mereka sendiri tanpa harus diekspor ke negara luar mengelolanya.

“Kalau kita mau jujur, Pak Jokowi itu kan punya program namanya hilirisasi. Hilirisasi itu bisa terlaksana kalau memang ditunjang dengan yang namanya SDM. Kalau untuk hilarisasi dalam negeri ya modal dan teknologi gitu loh. Kalau kita modalnya belum kuat, teknologinya belum memadai maka kan tentu solusinya adalah kerjasama. Jadi tidak boleh seutuhnya asing, nggak boleh harus ada keterlibatan dalam kita gitu. Harus mempersiapkan ahli teknologi,” jelasnya.

“Itu yang menjadi titik fokusnya. Artinya kalau kita pengen yang namanya alih teknologi, menurut saya diperkuat sumber daya manusia dan modal,” tandasnya.

Berita Rekomendasi
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas