Ridwan Kamil Gabung Golkar, Pengamat Sebut Jawa Barat Masih Jadi Lumbung Suara Nasional
Jawa Barat menjadi provinsi dengan jumlah pemilih terbanyak untuk Pemilu 2024. Tentu tokoh pasundan memiliki peran sentral untuk mendngkrak suara.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Adi Suhendi
Karena itu, bila kontestan pemilu tahun depan menang di Jawa Barat dan kemenangan itu dikombinasikan dengan kemenangan di Jawa Tengah, Jawa Timur, Yogyakarta, atau Banten, peluang menang semakin besar.
Umum menambahkan, perimbangan suara Jawa Barat dengan daerah lain di Jawa juga penting.
”Jadi, pertarungannya memang di Jawa,” imbuhnya.
Sementara, Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno pun menyampaikan bahwa Jawa Barat merupakan salah satu lumbung suara terbesar untuk pemilu di Indonesia.
”Jawa Barat adalah lumbung suara penting yang mesti direbut jika ingin menang pilpres,” kata Adi.
Adi mengungkapkan, dengan jumlah pemilih terbanyak di Indonesia, Jawa Barat menjadi idola bagi kontestan pemilu.
Dia bahkan menyatakan, menang di Jawa Barat bisa menutup kekalahan di wilayah lain yang jumlah pemilihnya tidak signifikan.
”Sangat rasional klaim yang menyebut menang di Jawa Barat adalah kunci menuju kemenangan. Dengan catatan di wilayah kunci lainnya seperti Jawa Timur dan Jawa Tengah juga menang,” jelasnya.
Kalaupun kalah di Jawa Timur dan Jawa Tengah, kata Adi, selisih kekalahan itu akan tipis bila sudah menang tebal di Jawa Barat.
Saat ini, Ridwan Kamil merupakan tokoh yang sangat kuat dan paling populer di Jawa Barat. Karena itu, partai politik yang menjadi pilihan Ridwan Kamil (RK) besar kemungkinan akan mendapat tambahan elektabilitas dan tambahan suara di Jawa Barat.
”Setidaknya di Jawa Barat efeknya akan sangat terasa,” ucapnya.
Dalam simulasi survei, lanjut Adi, RK berdampak signifikan secara elektoral bila dipasangkan dengan Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, maupun Prabowo Subianto.
Menurutnya, itu tidak lepas dari posisi RK yang sampai saat ini masuk jajaran calon wakil presiden terfavorit.
”Jadi, posisi RK sebagai cawapres memberi cukup insentif politik elektoral. Di pilpres 2024 posisi cawapres jadi kunci mengingat tak satupun capres yang mencapai angka psikologis kemenangan,” katanya.