Hendropriyono Kenang Azwar Anas Pilih Gabung TNI AD Khawatir Negara Bahaya
Hendropriyono cerita Azwar Anas memilih bergabung ke TNI angkatan darat (AD) karena negara sedang dalam keadaan berbahaya.
Penulis: Fersianus Waku
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Abdullah Mahmud (AM) Hendropriyono mengenang mantan Menteri Koordinator bidang Kesejahteraan Rakyat ( Menko Kesra) di era Presiden Soeharto, Letjen TNI (Purn) Azwar Anas.
Menurut Hendropriyono, setelah mengikuti pendidikan sekolah calon perwira (Secapa) pada 1960, Azwar Anas memilih bergabung ke TNI angkatan darat (AD).
Kala itu, Hendropriyono menyebut dirinya sempat menanyakan alasan Azwar Anas bergabung ke TNI AD.
Alasannya, kata dia, Azwar Anas menyebut bahwa negara sedang dalam keadaan berbahaya.
"Saya ingat saya tanyakan kenapa memilih di situ? Beliau menjawab karena negara dalam keadaan bahaya. Karena itu almarhum memilih bergabung ke dalam militer," kata Hendropriyono saat memberikan sambutan pada prosesi pemakaman Azwar Anas di TMP Kalibata, Jakarta, Senin (6/3/2023).
Hendropriyono menuturkan Azwar Anas merupakan sosok pemimpin yang harus menjadi teladan bagi semua masyarakat.
"Kepemimpinan yang saya katakan kita banggakan bersama. Betul-betul beliau memimpin Ing Ngarsa Sing Tuladha," ujarnya.
Azwar Anas meninggal dunia pada usia 90 tahun di di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta, Minggu (5/3/2023).
Azwar Anas lahir di Padang, 2 Agustus 1933. Ia pernah menjabat Menko Kesra periode 1993-1998. Sebelumnya menjabat Menteri Perhubungan 1988-1993.
Azwar Anas juga pernah menjadi Gubernur Sumbar periode 1977-1987.
Di bidang olahraga, Azwar Anas pernah menjadi Ketua Umum PSSI 1991-1998.
Salah satu terobosannya di sepakbola adalah menggabungkan kompetisi Galatama dengan Perserikatan tahun 1995.
Baca juga: Mantan Menteri Era Orde Baru, Azwar Anas Meninggal Dunia di Usia 89 Tahun
Azwar Anas juga dikenal sebagai sosok yang menggabungkan kompetisi Galatama dan Perserikatan pada 1995.
Dia juga yang memprakarsai proyek mercusuar dengan menggandeng klub Liga Italia, Sampdoria, untuk mendidik pemain muda Indonesia.
Kala itu, di bawah kepemimpinan Azwar Anas, pemain timnas U19 Indonesia dikirim ke Italia untuk mengikuti turnamen junior Primavera (1993-1994) dan Baretti (1995-1996).
Bima Sakti, Kurniawan Dwi Yulianto, dan Kurnia Sandy adalah sejumlah nama legenda sepak bola Indonesia yang lahir dari program tersebut.