Tolak Sistem Pemilu Proporsional Tertutup, PSI: Rakyat Tidak Ingin Disajikan Badut-badut Politik
Rakyat tidak menginginkan boneka-boneka politik, badut-badut politik yang dipajang untuk disajikan kepada rakyat
Penulis: Fahmi Ramadhan
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Furqon Amini menyebut sengaja menggelar aksi tolak sistem pemilu proporsional tertutup bertepatan dengan agenda sidang gugatan sistem pemilu tersebut di Mahkamah Konstitusi, Rabu (8/3/2023).
Dijelaskan Furqon, bahwa dalam aksi itu pihaknya ingin para hakim di Mahkamah Konstitusi mendengar aspirasi mereka mengenai penolakan sistem proporsional tertutup.
"Kucing kucing palsu ini kita serahkan ke hakim atau perwakilan Mahkamah Konstitusi tujuannya ingin mengetuk pintu hati hakim," kata Furqon kepada wartawan di Gedung Mahkamah Konstitusi.
Melalui aksi penolakan ini, lanjut Furqon, bahwasanya pihaknya yang mewakili masyarakat tidak ingin nantinya memiliki wakil rakyat yang merupakan boneka dari elite-elite politik tertentu.
Bahkan menurutnya, pihaknya pun tidak mau jika nantinya memiliki wakil rakyat berupa badut-badut politik yang dimana hal itu akan terjadi apabila sistem proporsional tertutup itu benar terealisasi.
"Rakyat tidak menginginkan boneka-boneka politik, badut-badut politik yang dipajang untuk disajikan kepada rakyat," tegasnya.
Ia pun menegaskan, bahwa dalam urusan pemilihan umum, pihaknya menginginkan rakyat bisa dengan langsung memilih wakilnya sendiri sehingga bisa mewakili segala aspirasinya.
"Rakyat ingin mengakses calonnya secara terbuka sehingga dia bisa memastikan calon mana yang mereka usung itu akan mewakili aspirasi-aspirasinya," pungkasnya.
Tak Ingin Mengekor PDIP
Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menyebut tak ingin mengekor keputusan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) terkait sistem Pemilu proporsional tertutup.
Ketua DPP PSI, Furqon Amini mengatakan, meski selama ini partainya itu kerap dianggap sebagai 'adik' dari partai besutan Megawati Soekarnoputri itu namun dalam hal proporsional tertutup pihaknya mempunyai sikap tersendiri.
"Tentu banyak inspirasi yang bisa kami pelajari dan kami serap (dari PDIP), namun dalam hal ini sikap yang tegas kami tidak semata-mata mengekor," jelas Furqon kepada wartawan di Gedung Mahkamah Konstitusi, Rabu (8/3/2023).
Kendati demikian sebagai partai junior, Furqon mengaku tetap menghormati apa yang menjadi keputusan partai berlogo moncong banteng tersebut.
Namun ketika berbicara mengenai pemilu proporsional tertutup, ia menegaskan PSI tetap ingin sistem pemilu itu dilaksanakan dengan mekanisme proporsional terbuka demi kelangsungan proses demokrasi di masyarakat.