Tolak Sistem Pemilu Proporsional Tertutup, PSI: Rakyat Tidak Ingin Disajikan Badut-badut Politik
Rakyat tidak menginginkan boneka-boneka politik, badut-badut politik yang dipajang untuk disajikan kepada rakyat
Penulis: Fahmi Ramadhan
Editor: Johnson Simanjuntak
Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menggelar aksi penolakan sistem Pemilu proporsional tertutup di belakang gedung Mahkamah Konstitusi (MK) pada Rabu (8/3/2023).
Dalam aksi penolakan itu massa aksi yang berjumlah sekitar puluhan orang itu disertai dengan aksi teatrikal boneka kucing yang dimasukan dalam karung yang menggambarkan bentuk Pemilu proporsional tertutup.
"Kami bawa boneka kucingnya sebagai pertanda bahwa jika proporsional tertutup dipaksakan itu pada akhirnya rakyat hanya akan disuguhi boneka-boneka palsu," kata Ketua DPP PSI Furqon Amini kepada wartawan.
Selain membawa bonek kucing yang dimasukan dalam karung, para peserta aksi juga menutup kepalanya dengan kardus kotak berwarna hitam.
Adapun arti kardus berwarna hitam itu dijelaskan Furqon menandakan bahwa dengan sistem proporsional tertutup rakyat dipaksa tak mengetahui siapa calon wakil rakyat yang dipilihnya pada saat Pemilu.
"Karena itu kami tidak menginginkan sebenarnya sistem politik atau sistem Pemilu dikembalikan kepada proporsional tertutup," ucapnya.
"Oleh karena itu juga simbol kotak hitam itu kami pakai untuk kami koyak-koyak sebagai pelajaran sebagai pesan bahwa kami tidak menginginkan sistem proporsional tertutup," pungkasnya.