Hasil Survei Indikator: Kondisi Politik, Keamanan, dan Penegakan Hukum Membaik
Hasil survei yang dilakukan Indikator Politik Indonesia menyebut kondisi politik, keamanan, dan penegakan hukum membaik.
Penulis: Rahmat Fajar Nugraha
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rahmat W Nugraha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia (IPI), Burhanuddin Muhtadi menyebutkan berdasarkan hasil survei terbaru yang dilakukan pihaknya pada Februari-Maret menyimpulkan kondisi politik, keamanan, dan penegakan hukum membaik.
Berdasarkan survei, 41,1 persen responden menyatakan kondisi politik saat ini netral atau imbang.
Kemudian 36,8 persen responden menyatakan baik, 13,2 persen menyatakan buruk, 1,3 persen menyatakan sangat baik, dan 2,0 persen menyatakan sangat buruk.
"Kondisi politik secara umum lebih banyak yang mengatakan baik ketimbang buruk. Yang menyatakan kondisi membaik itu lebih meningkat dibandingkan bulan Februari," kata Burhanuddin rilis hasil survei IPI secara daring, Minggu (26/3/2023).
Untuk kondisi keamanan, sebanyak 56,6 persen responden menyatakan baik, sedang 28,2 persen, buruk 9,9 persen, sangat baik 2,7 persen, dan 1,5 persen sangat buruk.
Baca juga: Tren Kondisi Ekonomi Nasional Diklaim Membaik Berdasarkan Survei Indikator Politik Indonesia
"Lagi-lagi kita lihat secara keseluruhan (Kondisi keamanan) membaik. Bahkan inilah variabel paling positif dibandingkan dengan periode Presiden Jokowi sebelumnya," jelasnya.
Untuk kondisi penegakan hukum, 44,9 persen responden menyatakan baik, 33,4 persen sedang, 15,1 persen buruk, dan 1,4 persen sangat baik.
"Peristiwa pasca Sambo ternyata membawa berkah terhadap evaluasi publik terhadap kondisi penegakan hukum yang menyatakan baik itu cenderung lebih banyak. Dibandingkan bulan Februari yang menyatakan buruk turun dari bulan sebelumnya," katanya.
Adapun survei terbaru IPI di atas melibatkan sebanyak 1.220 orang pada Februari dan periode 12-18 Maret 2023 jumlah sampel sebanyak 800 orang.
Baca juga: Survei Indikator Politik: Ganjar-Erick Tak Terkalahkan dalam 4 Simulasi Pilpres
Sampel berasal dari seluruh Provinsi yang terdistribusi secara proporsional.
Dengan asumsi metode simple random sampling, ukuran sampel 1.200 responden memiliki toleransi kesalahan (margin of error atau MoE) sekitar ±2.9 persen (Februari) dan ±3.5% (Maret) pada tingkat kepercayaan 95%.
Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih.
Quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar 20% dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih (spot check).
Dalam quality control tidak ditemukan kesalahan berarti.