PDIP Bela Kadernya yang Bagi-bagi Amplop saat Tarawih: Kalau Money Politics, Wong Belum Pemilu
Bambang Pacul menyatakan bahwa tindakan yang dilakukan Said Abdullah bukanlah sebagai politik uang atau money politics.
Penulis: Igman Ibrahim
Editor: Malvyandie Haryadi
Bahkan Said menyebut, ini merupakan ritual tahunan yang sudah dilakukannya sejak 2006.
"Loh itu saya lakukan sejak 2006. Kan saya declare terus setiap tahun Itu rutinitas," ucap Said saat ditemui awak media di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (27/3/2023).
Dirinya juga meminta bahwa kondisi tersebut tidak perlu dikaitkan dengan tahun politik atau sebagai upaya untuk mendulang suara.
Sebab Said mengklaim, beberapa tahun belakangan, ritual tersebut sudah dilakukan, namun pernah terhenti karena adanya pandemi Covid-19.
"Loh kalian seharusnya bisa buka lah, tahun 2020 itu ribuan yang datang, viral luar biasa. Tetapi tidak kami bagikan, karena apa? kondisi Covid-19," kata dia.
"Jangan amnesia lah kita ini, orang setiap tahun kok. Sehingga tahun depan, kita akan lakukan hal kayak gini lagi, karena pasti saya akan lakukan juga," tuturnya.
Sebut Untuk Zakat Mal
Pelaksana tugas (Plt) Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDIP Jawa Timur (Jatim) Said Abdullah membantah jika dirinya melanggar aturan.
Hal itu terkait hebohnya video bagi-bagi amplop berisikan dua lembar uang Rp 100 ribu dan dua lembar uang Rp50.000 di sebuah masjid.
Pada amplop berwarna merah itu terdapat logo kepala banteng khas PDIP dan foto Said Abdullah serta Ketua DPC PDIP Sumenep, Ahmad Fauzi.
"Yang penting bagi saya tidak melanggar aturan main. Kan enggak ada yang dilanggar," kata Said di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (27/3/2023).
Said menegaskan jika masjid tempat bagi-bagi amplop tersebut merupakan milik ayahnya.
"Masjid? Masjid saya sendiri, masjid abah (ayah) saya," ujarnya.
Dia menjelaskan amplop yang dibagikan kepada warga hanya untuk zakat mal yang rutin dilakukannya.