Penjelasan BMKG Soal Cuaca Panas di Indonesia, Dampak Gelombang Panas?
Sejak beberapa hari terakhir, cuaca panas terjadi di Indonesia. Ini penjelasan BMKG soal penyebab cuaca panas. Efek gelombang panas?
Penulis: Sri Juliati
Editor: Endra Kurniawan
TRIBUNNEWS.COM - Cuaca panas dengan suhu udara yang cukup menyengat terjadi di Indonesia.
Sejumlah masyarakat pun mengeluhkan suhu udara yang terasa semakin panas dalam sepekan terakhir.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan, ada lima penyebab cuaca panas yang terjadi di Indonesia.
Satu di antaranya adanya gelombang panas atau heatwave yang kini terjadi di beberapa negara di Asia.
Hal ini merupakan efek tren pemanasan global dan perubahan.
"Sehingga gelombang panas semakin berisiko berpeluang terjadi 30 kali lebih sering," tulis BMKG dalam akun Instagram-nya, dikutip Tribunnews.com, Senin (24/4/2023).
Baca juga: Gelombang Panas Sedang Melanda Asia, Anda Merasakan Cuaca Panas yang Tidak Biasa? Begini Kata BMKG
Penyebab suhu panas di Indonesia selanjutnya adalah dinamika atmosfer yang tidak biasa.
Gerak semu matahari juga menjadi penyebab cuaca panas di Indonesia.
"Suhu panas bulan April di Wilayah Asia selatan secara klimatologis dipengaruhi oleh gerak semu matahari: lonjakan panas tahun 2023 terparah," lanjut BMKG.
Penyebab keempat adalah dominasi monsun atau angin musim yang bersifat periodik Australia.
Hal ini menjadi pertanda Indonesia akan memasuki musim kemarau.
Penyebab suhu udara panas di Indonesia terakhir adalah intensitas maksimum radiasi matahari pada kondisi cuaca cerah dan kurangnya tutupan awan.
BMKG juga mencatat, suhu paling panas di Indonesia tercatat di Ciputat, Tangerang Selatan dengan suhu 37,2 derajat celcius.
Suhu maksimum harian tertinggi di Ciputat terjadi pada Senin (17/4/2023) pekan kemarin.
Baca juga: Gelombang Panas di Thailand, Departemen Meteorologi Thailand Himbau untuk Tetap Berada dalam Rumah
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.