Dunia Pertahanan 20 Tahun Terakhir, Gubernur Lemhannas Soroti Munculnya Istilah A2AD di Jakumhanneg
Gubernur Lemhannas Andi Widjajanto berbicara tentang perkembangan dunia pertahanan selama 20 tahun terakhir ketika memberikan sambutan
Penulis: Gita Irawan
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur Lemhannas Andi Widjajanto berbicara tentang perkembangan dunia pertahanan selama 20 tahun terakhir ketika memberikan sambutan dalam acara Seminar Ketahanan Nasional bertajuk Pertahanan Cerdas 5.0 Ibu Kota Nusantara pada Kamis (25/5/2023).
Ia mengatakan tema yang diangkat dalam acara tersebut terkait pertahanan mengingat saat ini Undang-Undang (UU) Nomor 3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara telah berusia 20 tahun.
Selain itu, kata dia, nomor 34 tahun 2004 tentang TNI.
Sementara itu, telah banyak aspek dalam bidang pertahanan di dunia yang telah mengalami perubahan atau perkembangan.
Terkait hal itu, ia mencontohkan istilah baru yang belum pernah muncul dalam Kebijakan Umum Pertahanan Negara (Jakumhanneg) di kabinet sebelumnya.
"Dalam satu forum kajian di Lemhannas, saya pernah menyampaikan bahwa ada satu terminologi baru yang muncul dalam Kebijakan Umum Pertahanan Negara yang tidak muncul di kabinet sebelumnya. Terminologi itu adalah A2AD, Anti Access Area-Denial. Sebelumnya tidak ada terminologi A2AD dalam Jakum kita," kata Andi di kanal Youtube Lemhannas RI pada Kamis (25/5/2023).
"Di Jakum muncul, di doktrin tidak ada terminologi A2AD. Itu hanya satu contoh kecil bagaimana tiba-tiba muncul banyak hal yang harus kita adopsi. Sekarang ada teknologi hybrid, misalnya, sekarang ada terminologi multidomain operation yang harus kita adopsi. Perubahan-perubahan ini harus kita sikapi dengan baik," lanjut dia.
Ia menjelaskan dalam 20 tahun ini tampak perkembangan signifikan dari sisi geopolitik.
Saat ini, betul-betul terlihat adanya satu negara yang menantang hegemoni yakni Amerika Serikat ditantang oleh Tiongkok.
Selain itu, di bidang teknologi pertahanan juga telah muncul perkembangan teknologi baru.
Dalam tiga tahun terakhir ini, kata dia, perkembangan tersebut tampak dalam kombinasi teknologi cyber, digital, dan antariksa.
Baca juga: Kaji Revisi UU TNI, Lemhannas Arahkan Untuk Evaluasi Penerapannya Selama 20 Tahun
Akhirnya, kata dia, muncul pertanyaan yang mungkin bisa dipelajari di antaranya perihal lompatan teknologi yang ada saat ini akan menghasilkan satu revolusi di bidang pertahanan atau revolusi krida yudha yang membuat cara berperang kita 5 sampai 10 tahun ke depan betul-betul berbeda dari cara berperang sebelumnya.
"Tapi pertanyaan utamanya adalah pada saat nanti kita menggelar pertahanan di Ibu Kota Nusantara, mampukah gelar itu sudah mengantisipasi perubahan karakter perang karena ada pergeseran geopolitik, pergeseran ancaman, dan juga pergeseran teknologi?" kata Andi.