Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Respons Demokrat soal Jokowi Cawe-cawe: Harusnya Fokus pada Tugas Utama

Partai Demokrat tanggapi soal Jokowi yang cawe-cawe ikut dalam urusan pemilihan presiden (Pilpres) 2024.

Penulis: Ifan RiskyAnugera
Editor: Suci BangunDS
zoom-in Respons Demokrat soal Jokowi Cawe-cawe: Harusnya Fokus pada Tugas Utama
Tribunnews.com/ Rahmat W Nugraha
Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra menanggapi soal pernyataan Presiden Jokowi yang cawe-cawe dalam urusan kepentingan negara. 

TRIBUNNEWS.COM - Partai Demokrat merespon soal pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang ikut cawe-cawe dalam urusan pemilihan umum 2024.

Kepala Badan Komunikasi dan Strategis (Bakomstra) sekaligus Juru Bicara Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra, mengatakan bahwa seharusnya Presiden Jokowi fokus dengan tugas utama.

"Seharusnya beliau menyampaikan, saya akan fokus dengan tugas dan tanggung jawab utama saya. Bukan malah menyampaikan saya akan cawe-cawe demi kepentingan negara," kata Herzaky, Selasa (30/5/203).




Ia pun menilai rakyat menginginkan Presiden Jokowi untuk fokus pada tugas dan tanggung jawabnya.

Menurutnya, masih banyak PR yang harus dikerjakan dan diselesaikan, termasuk masalah kemiskinan serta pengangguran.

"Memang rakyat menginginkan beliau fokus pada apa yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya. Masih banyak pekerjaan rumah yang menanti beliau. Angka kemiskinan masih tinggi, pengangguran juga tinggi."

"Pendapatan per kapita juga tak banyak peningkatan dibandingkan era SBY, sudah begitu biaya hidup tinggi dan harga-harga bahan pokok terus melonjak," ungkapnya.

Baca juga: NasDem Harap Presiden Jokowi Ikut Dukung Sistem Pemilu Proporsional Terbuka: Harus Ikut Cawe-cawe

BERITA TERKAIT

Jubir Partai Demokrat itu pun menuturkan, Jokowi seharusnya memastikan pemilu berjalan secara demokratis, jujur dan adil bukan malah ikut dalam kotestasi politik.

"Inilah legacy yang seharusnya beliau tinggalkan. Agar bisa dikenang baik sebagaimana Presiden Mega di 2004 dan Presiden SBY di 2009 serta 2014 yang sukses melaksanakan pemilu secara demokratis, jujur, dan adil."

"Bukan malah memastikan siapa yang bisa ikut dalam kontestasi dan siapa yang seharusnya menang dalam kontestasi Pilpres 2024," terangnya.

Selanjutnya, Wakil Ketua Umum PPP, Arsul Sani, juga menanggapi soal Presiden Jokowi yang ikut cawe-cawe dalam urusan Pilpres 2024.

Arsul Sani meminta semua pihak agar tak terlalu khawatir berlebihan.

"Hemat saya kita itu kan juga jangan terlalu khawatir terlalu lebay karena bagaimanapun kita itu negara hukum," kata Arsul di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (30/5/2023).

Ia menilai pernyataan Jokowi yang mengakui ikut cawe-cawe adalah guna memastikan Pemilu berlangsung sesuai jadwal.

"Kalau saya memahami yang disampaikan Pak Jokowi itu dalam konteks memastikan bahwa Pemilu itu akan berlangsung on schedule on time dan kemudian juga terminimalisir keterbelahannya," tuturnya.

"Namun memang istilah cawe-cawe itu memang kemudian membuka ruang untuk ditafsirkan sebagai seolah-olah akan ada intervensi kekuasaan dalam proses Pemilu," imbuhnya.

JK Dukung Cawe-cawe Jokowi di Pilpres

Wakil Presiden ke-10 dan 12 RI Jusuf Kalla saat menjawab pertanyaan saat wawancara khusus dengan Tribun Network di Kediaman Jusuf Kalla di Jakarta, Jumat (12/5/2023). TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Wakil Presiden ke-10 dan 12 RI Jusuf Kalla saat menjawab pertanyaan saat wawancara khusus dengan Tribun Network di Kediaman Jusuf Kalla di Jakarta, Jumat (12/5/2023). TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla (JK) mengatakan, apabila maksud Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bahwa ikut cawe cawe di Pilpres 2024 untuk menjaga demokrasi Pemilu yang jujur dan adil maka itu sangat bagus.

Hal itu diungkapkan JK dalam acara halal bihalal di Gedung Krida Bakti,Jalan Veteran, Jakarta Pusat, Selasa,(30/5/2023).

"Kalau penjelasan dari pers (media) itu cawe-cawe untuk menjaga demokrasi menjalankan pemilu yang jujur dan adil sangat bagus jadi kita harap tentu bisa dilaksanakan dengan baik," ungkap JK.

Ia pun akan mendukung apabila maksud cawe-cawe tersebut bertujuan agar demokrasi berjalan dengan baik.

"Agar Pemilu jujur dan adil tentu kita dukung," ujarnya.

JK menyebut, bahwa presiden tahu mengenai batasan dalam cawe-cawe dalam urusan politik tersebut.

Sementara terkait isu momentum 13 tahun yang dijadikan Presiden sebagai dasar ikut cawe cawe, menurut JK sangat tergantung pada pemerintah dalam menjalankan pembangunan.

"Tergantung pemerintah dan bangsa bersama menjalankan prinsip-prinsip menyelenggarakan pembangunan yang baik dan sesuai dan efisien betul-betul dilaksanakan dengan baik," pungkasnya.

Diketahui, sebelumnya dalam pertemuan dengan para pimpinan media nasional, Jokowi menyinggung soal cawe-cawe dpada Pilpres 2024.

Di hadapan para pimpinan media, Jokowi mengatakan ia harus cawe-cawe di Pilpres 2024, untuk kepentingan negara.

"Ya cuma cawe-cawe sih. Ada lebih dari 7 kali pak presiden mengatakan cawe cawe,” kata GM News and Current Affairs Kompas TV Yogi Nugraha, usai pertemuan di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin, (29/5/2023).

Yogi menjelaskan, dalam pertemuan tersebut Jokowi menekankan ikut cawe-cawe karena menyangkut kepentingan nasional.

Awalnya, Jokowi membicarakan soal momentun penting dalam 13 tahun ke depan.

Negara-negara yang memiliki momentum 13 tahun tersebut yang akan naik atau tumbuh.

“Kemudian dikaitkan lah dengan soal Capres. Tadi (Jokowi) mengatakan begini "pemimpin di tahun 2024, 2029 dan 2034 itu sangat krusial untuk mewujudkan 13 tahun,” katanya.

"Ya saya untuk hal ini, (momentum 13 tahun), saya (Jokowi) harus cawe cawe. Karena untuk kepentingan negara" imbuh Yogi.

(Tribunnews.com/Ifan/Rizki Sandi Saputra/Fersianus Waku/Taufik Ismail/Fesianus Waku)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas