Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tri Suci Waisak, 3 Peristiwa Penting dalam Hari Raya Waisak bagi Umat Buddha

Tri Suci Waisak, 3 peristiwa penting dalam Hari Raya Waisak bagi umat Buddha. Tri Suci Waisak meliputi kelahiran, penerangan, dan pencapaian Buddha.

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Garudea Prabawati
zoom-in Tri Suci Waisak, 3 Peristiwa Penting dalam Hari Raya Waisak bagi Umat Buddha
AFP/JUNI KRISWANTO
Biksu Buddha memimpin doa untuk merayakan hari Waisak di Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah pada 16 Mei 2022. (Photo by JUNI KRISWANTO / AFP) - Berikut ini pengertian Tri Suci Waisak yang memuat tiga peristiwa penting di Hari Raya Waisak. 

Siddharta Gautama mencapai Penerangan Agung pada Purnama Sidhi bulan Waisak pada tahun 588 sebelum Masehi.

Ia kemudian mendapat gelar sebagai Buddha.

Kata Penerangan adalah terjemahan bahasa Indonesia dari Pali atau Bodhi (Sansekerta).

Penerangan menandakan kemahatahuan, pengetahuan tanpa batas, pencapaian tingkat kesadaran tertinggi dan kebebasan dari rintangan yang mendistorsi persepsi.

Dalam kotbah pertama dari kumpulan Majjhima Nikāya, Sang Buddha berkata Beliau telah mencapai kondisi kognitif ini dengan membebaskan dirinya dari semua keinginan.

Buddha tidak lagi menginginkan apapun atau terikat pada apapun, sehingga bebas untuk melihat dunia sebagaimana adanya.

Dengan kata lain, kita tidak dapat melihat dunia dengan jelas, jika persepsi kita diselimuti oleh keinginan.

Berita Rekomendasi

3. Pencapaian Parinibbana

Biksu Buddha mengunjungi Candi Borobudur jelang hari raya Waisak di Magelang, Jawa Tengah, 1 Juni 2023. DEVI RAHMAN/AFP
Biksu Buddha mengunjungi Candi Borobudur jelang hari raya Waisak di Magelang, Jawa Tengah, 1 Juni 2023. DEVI RAHMAN/AFP (DEVI RAHMAN/AFP)

Baca juga: Rayakan Festival Lampion Waisak 2023 di Candi Borobudur, Simak 5 Tips ala Tokopedia Berikut

Siddharta Gautama wafat pada usia 80 tahun di Kusinara pada tahun 543 sebelum Masehi.

Kematiannya ini merupakan pencapaian Parinibbana.

Pengikut Siddharta Gautama melakukan sujud sebagai bentuk penghormatan terakhir kepada Buddha.

Parinibbana berkaitan dengan hari-hari terakhir Sang Buddha dan instruksi terakhirnya kepada murid-muridnya.

Dalam Mahāparinibbāna Sutta, disebutkan Buddha bertanya kepada para bhikkhu yang berkumpul, apakah mereka memiliki pertanyaan terakhir tetapi tidak ada jawaban.

Buddha mengatakan, hal ini karena para Bhikkhu tidak memiliki keraguan atau ketidakpastian.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas