Penas XVI Resmi Ditutup, Kementan Sebut Petani Milenial Curi Perhatian
Pekan Nasional (PENAS) Petani Nelayan XVI resmi ditutup. Pada penyelenggaraan PENAS kali ini, para petani milenial disebut mencuri perhatian.
Penulis: Reza Deni
Editor: Wahyu Aji
Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, PADANG - Pekan Nasional (PENAS) Petani Nelayan XVI resmi ditutup.
Pada penyelenggaraan PENAS kali ini, para petani milenial disebut mencuri perhatian.
Bila dalam penyelenggaraan tahun-tahun sebelumnya, petani milenial lebih banyak menjadi penonton.
Namun kali ini, petani milenial mengambil peran besar.
"Ada kekhasan pada PENAS XVI dibanding tahun-tahun sebelumnya, yaitu hadir dan tampilnya para petani milenial kita. Di sini mereka memeragakan teknologi dan inovasi, serta produk mereka," kata Kepala Badan Penyuluhan dan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi saat mewakili Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo memberikan sambutan pada kegiatan Penutupan PENAS Petani Nelayan XVI, di Lanud Sutan Syahrir, Padang, Sumatera Barat, dikutip Jumat (16/6/2023).
Selain itu, melalui temu agribisnis yang menjadi bagian dari rangkaian kegiatan PENAS XVI, para petani milenial berhasil menyusun kesepakatan-kesepakatan yang bermanfaat bagi pengembangan bisnis mereka.
"Pada PENAS XVI ini juga diadakan temu petani milenial. Yang hadir tidak hanya tingkat nasional, tapi juga lingkup ASEAN. Bahkan petani dari Jepang turut hadir,” kata Dedi.
Selain petani milenial, Dedi menyebutkan keberhasilan PENAS XVI tidak bisa dilepaskan dari kontribusi banyak pihak, termasuk Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA), Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Barat, jajaran Kementerian Pertanian (Kementan), dan para petani dan nelayan yang telah aktif berpartisipasi.
Menurut Dedi, semua pihak yang terlibat telah berkolaborasi sehingga PENAS XVII bisa sukses besar.
"Dari PENAS kali ini, saya yakin petani dan nelayan bisa mencapai tujuan pembangunan pertanian, yaitu menyediakan pangan bagi 273 juta rakyat Indonesia dan meningkatkan kesejahteraan petani," sebut Dedi.
Dedi pun turut menyoroti gelar teknologi yang bisa memeragakan smart farming.
Menurutnya, dengan mempraktikkan smart farming, petani bisa meningkatkan produktivitas pangan nasional.
Baca juga: Ikut Ramaikan Penas XVI di Padang, UPLAND Pamerkan Komoditas Unggulan Petani
"(Dengan smart farming.red), kita juga bisa menekan ongkos produksi. Saya yakin melalui implementasi smart farming, pangan lokal bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri," kata Dedi.