Kemenkes Beberkan 4 Jenis Antraks, Gejalanya Mirip Tapi Beda Titik Munculnya
Antraks merupakan penyakit zoonosis yang disebabkan oleh bakteri Bacillus Anthracis.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Willem Jonata
Ia menuturkan bahwa penyakit ini sebenarnya telah muncul di Yogyakarta pada 2016 hingga 2022, namun belum ada yang sampai meninggal dunia.
Namun pada tahun ini, kasus Antraks mencatat angka kematian pada 3 orang warganya.
Perlu diketahui, orang pertama yang meninggal telah dinyatakan positif terinfeksi Antraks.
Sedangkan dua lainnya belum terkonfirmasi, kendati demikian dua orang ini diketahui melakukan kontak erat dengan bangkai sapi yang dikonsumsi warga Gunung Kidul.
Oleh karena itu, secara luas ia mengimbau masyarakat agar waspada jika muncul gejala yang menyerupai tanda penyakit ini.
Selain itu, masyarakat juga perlu melakukan pemeriksaan di fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) jika telah melakukan kontak erat dengan sapi yang mati secara tiba-tiba.
"Bagi masyarakat, kalau terjadi gejala-gejala seperti kulit melepuh, kemudian pernah kontak dengan sapi yang tidak jelas kematiannya, maka harus segera melaporkan ke faskes," jelas Imran.
Beberapa hari lalu, puluhan warga Kelurahan Candirejo, Gunung Kidul Yogyakarta dinyatakan positif terinfeksi virus Antraks.
Dari 125 orang yang diperiksa, sedikitnya 87 warga Dusun Jati, Gunung Kidul dinyatakan positif tertular virus ini, sedangkan satu orang meninggal dunia.
Lalu apa itu penyakit Antraks?
Dikutip clevelandclinic.org, Kamis (6/7/2023), Antraks merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh paparan bakteri Bacillus anthracis, yakni bakteri tidak aktif atau tidak aktif di dalam tanah.
Penyakit Antraks sebagian besar menyerang hewan yang memijak tanah yang memiliki bakteri.
Manusia dapat terinfeksi penyakit ini melalui spora bakteri yang terhirup, makanan atau air yang terkontaminasi, hingga luka pada kulit.
Penggunaan antibiotik adalah pengobatan lini pertama yang dapat diberikan terhadap infeksi yang berpotensi mematikan ini.