Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Angka Stunting Konsisten Turun, Edukasi ke Anak Muda Penting untuk Lahirkan Generasi Sehat

Pemerintah menjalankan beragam cara dan pendekatan untuk menekan laju stunting. Hasilnya, dalam beberapa tahun terakhir, angka stunting turun

Penulis: Choirul Arifin
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Angka Stunting Konsisten Turun, Edukasi ke Anak Muda Penting untuk Lahirkan Generasi Sehat
Tangkapan layar (Tribunnews.com/Nitis Hawaroh)
Angka Stunting Konsisten Turun, Edukasi ke Anak Muda Penting untuk Lahirkan Generasi Sehat 

Berdasarkan SSGI 2022, sebanyak 28 provinsi sudah berhasil menurunkan angka stunting. Untuk daerah dengan populasi terbanyak di Indonesia angka stunting dari tahun 2021 ke 2022 turun. Misalnya di Jawa Barat dari 24,5 persen menjadi 20,2 persen dan Jawa Timur 24,8 persen menjadi 19,2 persen.

Selain itu, tiga provinsi mengalami penurunan angka stunting paling signifikan yaitu Kalimatan Selatan sebanyak 30 persen turun menjadi 24,6 persen, Kalimantan Utara dari 27 persen menjadi 22,1 persen; serta Sumatra Selatan dari 24,8 persen menjadi 18,6 persen.

Angka stunting mendesak untuk ditekan karena Indonesia saat ini memasuki era bonus demografi, di mana penduduk usia produktif lebih banyak dibandingkan dengan usia tidak produktif. Jika bonus demografi ini dapat dikelola dengan baik maka akan menjadi modal penting bagi keberhasilan pembangunan menuju 100 tahun Indonesia merdeka pada 2045.

Presiden Joko Widodo dalam Rapat Program Bangga Kencana, Januari 2023 lalu, mengatakan kualitas keluarga, kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) adalah kunci bagi Indonesia untuk berkompetisi, bersaing dengan negara-negara lain.

Terkait dengan hal itu, pemerintah terus mendorong peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia. Salah satu yang dilakukan adalah dengan menekan angka stunting.

Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo dalam siaran persnya Kamis (6/7/2023), menyatakan kondisi kependudukan Indonesia saat ini mengalami titik balik dikarenakan program Keluarga Berencana selama ini sudah sukses mengantarkan kepada TFR (Total Fertility Rate) Nasional di angka 2,14.

"Tantangan tidak lagi terfokus pada pengendalian kuantitas penduduk," kata Hasto. Menurutnya, kualitas penduduk dan kualitas keluarga memegang peranan penting dalam pemanfaatan kesempatan bonus demografi yang harus dapat ditranformasikan menjadi bonus kesejahteraan.
 

Berita Rekomendasi
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas