Anas Urbaningrum akan ke Cikeas, Makan Bakso di Depan Rumah SBY
Bukan temui SBY, Anas Urbaningrum bakal ke Cikeas makan bakso di depan rumah Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat tersebut.
Editor: Theresia Felisiani
Dalam pidato politiknya di Monas kemarin, Anas sempat menyetil pihak-pihak yang ditudingnya telah melakukan kezaliman hukum kepada dirinya. Anas pun meminta mereka untuk bertaubat.
"Saya ingin katakan bahwa bagi yang pernah melakukan kedzaliman hukum bertaubatlah, bertaubatlah, tidak perlu minta maaf kepada Anas," kata dalam orasi politiknya yang ia beri judul 'Mahkota Hukum Adalah Keadilan'.
Anas pun meminta pihak yang telah zalim tersebut tidak mengulangi perbuatannya kepada anak bangsa lainnya. Tak hanya itu, ia juga meminta pihak itu meminta maaf kepada Tuhan.
"Itu bukan sesuatu bagi saya. Tetapi cara taubat baik jangan mengulangi lagi. Kemudian minta maaf pada yang menciptakan manusia. Menciptakan kita semua. Minta maaf kalau saya bergetar soal ini," jelasnya.
Anas tak membeberkan secara rinci siapa pihak yang disebutnya telah melakukan kezaliman hukum itu. Ia hanya menyatakan bahwa masalah ini menjadi hal yang mendasar dalam bernegara.
Sebab baginya, mahkota hukum adalah keadilan yang juga telah dirancang para pendiri negara.
"Karena itu hukum tidak boleh diperalat, hukum tidak boleh menjadi alat untuk menyingkirkan siapa pun.
Anas pun menyatakan kompetisi politik seharusnya dilakukan secara terbuka. Dia bilang, tidak boleh pihak tertentu memakai pihak lain untuk menjatuhkan orang lain. Anas kemudian menantang pihak-pihak tersebut untuk bertanding satu lawan satu dalam kompetisi politik.
"Bertanding terbuka, kesatria, ayo maju satu lawan satu. Terbuka. Jangan pakai tangan pihak lain. Itu pertandingan yang terbuka, kesatria, objektif, karena dalam pertandingan yang kesatria kalah menang itu soal lain," ungkapnya.
Lebih lanjut Anas menyampaikan bahwa menang atau kalah bukanlah masalah dalam kompetisi politik. Hal yang penting, kompetisi dilakukan secara terbuka dan ksatria.
"Saya ingin mengirim pesan ini, mengirim pesan ini bagi kita semua, bagi siapa saja. Bahwa di dalam dunia politik yang kadang keras dibutuhkan keberanian dan sikap kesatria, bertanding yang kesatria," katanya.
"Siapapun dan apapun ukuran kekuatannya. Kalau kesatria objektif, dan kemudian sesuai dengan aturan yang disepakati, Insyaallah siapapun yang menang dan kalah di situ itu tidak akan menjadi kebencian dan permusuhan," sambungnya.
Baca juga: PKN Yakini Anas Urbaningrum Bawa Pengaruh Positif untuk Elektabilitas Partai di Pemilu
Ia menambahkan bahwa kompetisi politik yang baik dan adil akan melahirkan kemajuan dan tidak mungkin melahirkan kebencian dan dendam.
"Pertandingan yang fair, yang objektif, yang jujur tidak mungkin melahirkan kebencian dan dendam. tapi pertandingan yang tidak jujur, tidak fair, tidak kesatria, bisa menyisakan kebencian-kebencian dan dendam. Dan saya ingin mengatakan bahwa kita semua harus melawan kebencian dan dendam," tukasnya.(tribun network/igm/den/dod)