Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Al-Zaytun Miliki Kapal 70 Meter Akan Dinamakan 'Panji Gumilang'

Meski Panji Gumilang sedang berperkara, sejumlah tokoh tetap datang memenuhi undangan pengasuh Ponpes Al Zaytun itu.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Al-Zaytun Miliki Kapal 70 Meter Akan Dinamakan 'Panji Gumilang'
Kompas.com
Kapal di galangan milik Panji Gumilang pemimpin Pnpes Alzaytun 

Namun demikian, kata dia, pihak Al Zaytun tidak tahu harus mengirimkannya ke mana mengingat mereka tidak mengenal Connie.

"Aku bilang, saya itu nggak percaya anda bisa bikin kapal. Karena saya kemarin launching KRI Bung Karno saja, itu sudah masuk Indhan ya, Industri pertahanan, kapal 72 meter itu saja susah. Baru kali ini setahun bisa bikin satu," kata dia.

"Kapal anda mau bikin sekian ratus meter, galangan apa yang Anda punya? PT PAL saja nggak mau bikin kapal segede itu. Aku bilang gitu kan.

Aku ini kan orangnya logic saja. Ya sudah, terus dia bilang, oh Bu kapan mau datang. Anytime aku bilang, begitu ini saya akan datang," sambung dia.

Kebetulan, kata dia, Al Zaytun ingin mengadakan acara perayaan Tahun Baru Islam atau 1 Syuro.

Pihak Al Zaytun, kata dia, kemudian mengundangnya untuk memberikan sambutan dan mengajaknya melihat sendiri galangan kapal yang dimaksud.

Akhirnya, kata dia, ia pun menerima undangan tersebut dengan maksud melihat sendiri galangan kapal tersebut.

Berita Rekomendasi

"Maksud aku, kalau galangannya bohong, aku balik badan saja. Tapi kalau galangannya bagus, oke deh, aku mau ngomong untuk Al Zaytun itu," kata dia.

Tidak hanya itu, kata Connie, sebagai akademisi ia ingin membuktikan langsung bunker berisi bom yang digosipkan berada di Al Zaytun.

"Jadi buat aku isunya dua. Satu, galangan, satu lagi kalau dia punya bunker bom itu atau dia mau jadi negara sendiri. Jangankan Al Zaytun, OPM saja gua ngamuk kalau bikin negara kan?" kata dia.

Kemudian, Connie menghadap Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Muhammad Ali dan Panglima TNI Laksamana Yudo Margono.

"Di situlah, basic dua itu, terus aku menghadap KSAL dan Panglima. Saya bilang, saya itu mau ke sana mau lihat keahlian bikin kapal, ini kan bagus buat bangsa ini.

Dan kalau negara-negara ini membutuhkan (kapal) sipil-sipil ini bisa dipersenjatai kan? Kapalnya maksudnya dialihtugaskan ke militer kalau perlu," kata dia.

"Oh yaudah, makanya KSAL bilang, itu di bawah dua Lanal, Lanal Tegal dan Lanal Cirebon. Ya sudah saya telepon deh, Ibu didampingi. Dari situ saya menghadap Panglima, oke Bu, jadi, apa ya. Pokoknya beginilah, intinya itu aku itu begini. Kita membuktikan tidak ada negara dalam negara, itu dulu," sambung dia.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas