Beredar Potongan Video Ketua Umum Projo Bilang 'Kalau Sampai Kalah 2024 Bisa Masuk Penjara Semua'
Potongan video berawal ketika pengamat politik Ray Rangkuti mengatakan bahwa politik di Indonesia ini sebenarnya sederhana.
Penulis: Malvyandie Haryadi
Mengenai peluang duet Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto di Pilpres 2024, Partai Gerindra dan PDIP angkat bicara.
Lantas, seperti apa kata Gerindra dan PDIP?
Gerindra
- Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Ahmad Muzani, mengatakan pikiran duet Prabowo-Ganjar itu ada.
- Namun, menurutnya, wacana tersebut sulit terlaksana.
- "Pikiran itu ada, tapi keliatan agak sukar menemukan formulanya," ujarnya di Kantor DPP Partai Bulan Bintang (PBB), Jakarta Selatan, Senin.
- Ia menyebut hal itu sulit karena kedua sosok tersebut sudah diusung oleh partai politik masing-masing.
- Prabowo diusung Partai Gerindra bersama PKB, sedangkan Ganjar Pranowo dari PDIP.
- Muzani menilai tidak dapat ditemukannya formula itu untuk menentukan siapa yang menjadi cawapresnya.
- Sebab, kata dia, Ganjar dan Prabowo memiliki potensi untuk menjadi capres.
- "Kalau kami enggak ada masalah, mereka? Pokoknya ada komplikasi persoalan organisasi, komplikasi soal masalah politik gitu loh kira-kira," papar Ahmad Muzani.
PDIP
- Politikus senior PDIP, Hendrawan Supratikno, menyebut jika Ganjar berpasangan dengan Prabowo, dikhawatirkan tidak ada pasangan calon (paslon) lain yang ingin maju.
- Hendrawan pun meyakini pihak-pihak lain pasti akan berpikir bahwa kontestasi pilpres sudah game over jika duet Ganjar-Prabowo terealisasi.
- "Jika Ganjar-Prabowo bersatu, kita khawatir jangan-jangan tidak ada paslon lain yang akan masuk gelanggang."
- "Karena akan muncul persepsi kolektif bahwa 'permainan sudah berakhir', the game is over," katanya, Senin, dilansir Kompas.com.
- Menurutnya, pasti banyak opsi yang memungkinkan dalam politik.
- Meski demikian, banyak juga hal yang tidak bisa disepakati dalam prosesnya.
- "Ada opsi yang mungkin (possible), ada opsi yang layak (feasible)."
Suhu Politik Mulai Menghangat
Presiden Joko Widodo (Jokowi) Dalam acara Harlah ke-25 PKB di Stadion Manahan, Solo, Jawa Tengah, Minggu, (23/7/2023), mengatakan, suhu politik menjelang Pemilu 2024 ini sudah mulai menghangat.
"Belum panas tapi mulai menghangat menghadapi Pemilu 2024," kata Jokowi.
Awalnya Jokowi memuji peran besar PKB bagi bangsa dan negara diantaranya ikut menjaga demokrasi dan moralitas politik di Indonesia. Selain itu memperkokoh ideologi Islam moderat dan menjaga toleransi Bhinneka Tunggal Ika, serta persatuan bangsa. Peran PKB tersebut sangat dibutuhkan sekarang ini menjelang Pemilu 2024.
"Semangat ini harus terus kita jaga, terus kita jaga, apalagi seperti sekarang ini suhu politik sudah mulai menghangat," katanya.
"Kita harus mempersiapkan dan menjaga Pemilu tahun depan agar hasilnya baik dan prosesnya juga baik. Apakah Bapak Ibu setuju? Sekali lagi agar hasilnya baik, prosesnya baik, pemilunya (baik), setuju?," kata Presiden.
Kepala Negara mengatakan Pemilu merupakan pesta demokrasi yang digelar 5 tahun sekali. Namanya pesta kata Jokowi maka seharusnya rakyat bergembira.
"Sudah sering kita dengar Pemilu itu pesta demokrasi, Pemilu itu pesta demokrasi yang namanya pesta harusnya rakyat itu bersenang, iya ndak? Rakyat itu bergembira iya ndak? Tidak boleh ada ketakutan ketakutan, tidak boleh ada pertengkaran-pertengkaran. Apakah Bapak Ibu setuju?" pungkasnya.
Jokowi meminta agar tidak ada lagi ujaran kebencian dan berita bohong alias hoaks dalam Pemilu atau Pilpres 2024 mendatang.
"Oleh sebab itu jangan ada lagi ujaran kebencian, ndak. jangan ada lagi berita bohong," kata Jokowi.
Berkaca dari Pemilu sebelumnya, Presiden mengatakan ujaran kebencian dan berita bohong sangat marak terjadi terutama di media sosial (Medsos).
Selain ujaran kebencian dan hoaks, banyak juga fitnah yang ditujukan kepada peserta Pemilu atau Pilpres.