Pakar Komunikolog Nilai Kritik Rocky Gerung ke Jokowi di Luar Adab: Offside dan Keterlaluan
Pakar Komunikolog, Emrus Sihombing menilai kritik yang dilontarkan Rocky Gerung kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak beradab.
Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Nuryanti
TRIBUNNEWS.COM - Pakar Komunikolog, Emrus Sihombing, menilai kritik yang dilontarkan Rocky Gerung kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak beradab.
Menurut Emrus, setiap negara memiliki dan menganut sistem demokrasi, namun implementasinya tidak sama.
"Kita tidak menganut demokrasi liberal, tapi berasas nilai Pancasila. Di dalamnya ada kata beradab, sehingga demokrasi yang kita akui adalah demokrasi yang beradab,” ungkap Emrus melalui keterangan tertulis, Kamis (3/8/2023).
Menurutnya, diksi yang digunakan Rocky Gerung dalam mengritik Jokowi tidak pas.
“Saya melihat ada diksi yang muncul akhir-akhir ini yang tidak tepat, inilah contoh demokrasi yang kebablasan seperti adanya diksi ‘bajingan-tolol’."
"Tentunya apa yang disampaikan dengan diksi seperti itu sama sekali tidak pas,” ujar Emrus.
Baca juga: Bareskrim Polri Terima Laporan Tim PDIP soal Dugaan Penyebaran Hoaks yang Dilakukan Rocky Gerung
Menurutnya, dari sudut ilmu komunikasi dan ilmu lain tentunya pesan tersebut juga sangat tidak tepat.
Penerapan ilmu pengetahuan, lanjut Emrus, tidak boleh lepas dari nilai-nilai yang berlaku di masyarakat.
“Di dalam komunikasi, pesan komunikasi yang disampaikan tidak ada yang bebas, harus terikat dengan nilai-nilai tertentu."
"Kalau dikatakan bahwa diksi ‘Bajingan-Tolol’ itu adalah bentuk dari ungkapan persahabatan. Kalau dikatakan itu adalah ungkapan persahabatan, saya membantah itu dari sudut semiotika komunikasi,” tegasnya.
Baca juga: Respons Rocky Gerung soal Jawaban Santai Jokowi atas Kritiknya: Pikirannya Benar, Tidak Ada Delik
Emrus menambahkan diksi-diksi yang dibangun Rocky Gerung selama ini memposisikan dirinya superior dan orang lain inferior alias lain lebih rendah darinya.
"Selama ini dia juga terus mencari pembenaran. Padahal dalam KBBI, arti dari ‘bajingan’ adalah penjahat, apakah itu layak untuk ditujukan kepada Kepala Negara?"
“Menurut pandangan saya, itu adalah merendahkan orang lain. Bukan hanya Presiden Jokowi, namun Rocky juga merendahkan para pemirsa dan dirinya sendiri. Padahal dalam komunikasi hendaknya kita harus berposisi egaliter dan ada kesetaraan,” ujarnya.
Dorong Rocky Gerung Minta Maaf