Pengamat Tanggapi Sekjen PDIP Yakin Ganjar Dapat Solidaritas Rakyat Meski 'Dikeroyok'
Pengamat politik Adi Prayitno merespons pernyataan yang dilontarkan Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto.
Penulis: Ibriza Fasti Ifhami
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat politik Adi Prayitno merespons pernyataan yang dilontarkan Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto.
Hasto meyakini calon presiden (capres) dari partainya, Ganjar Pranowo, bakal mendapatkan solidaritas rakyat, meski dalam keadaan 'dikeroyok', saat Golkar-PAN saat ini telah mendeklarasikan dukung Prabowi Subianto di Pilpres 2024 mendatang.
Adi mengatakan, alasan Hasto tersebut cukup confident atau percaya diri bahwa Ganjar akan memenangkan pertarungan.
"Saya kira alasan PDIP cukup confident memenangkan Pilpres di 2024 itu karena mereka punya pengalaman di Pemilu 2014 lalu, di mana sekalipun dukungan partainya minority dibanding pendukung Prabowo saat itu, nyatanya PDIP mampu mengantarkan Jokowi sebagai pemenang Pilpres di 2014," ucap Direktur Eksekutif Parameter Politik Adi Prayitno, saat dihubungi, Kamis (17/8/2023.
Menurutnya, hal tersebut menjadi fakta politik yang tak bisa dibantah.
"Jadi itu adalah fakta politik yang tidak bisa dibantah sekalipun PDIP yang memajukan Jokowi saat itu jumlah partai pendukungnya tidak lebih banyak pendukungnya dari pada pendukung Prabowo, nyatanya menang di Pilpres," jelasnya.
Lebih lanjut, menurutnya, Pilpres bukan soal seberapa banyak dukungan partai politik kepada sang capres.
"Tapi seberapa meyakinkan sang capres itu memberikan visi-misi, komunikasi politik, kampanye politik kepada pemilih. Sehingga pemilih itu datang ke TPS mencoblos dan memenangkan pertarungan. Kan itu kuncinya," jelas Adi.
"Pemilih kita itu cenderung memilih capres, bukan memilih partai pengusungnya. Karena yg dilihat itu adalah personality sang capres. Bukan lagi soal seberapa banyak partai pengusung, bukan berasal dari mana sang capres itu secara kepartaian," sambungnya.
Oleh karena itu, ia menjelaskan, kemenangan bisa diraih Ganjar, jika dia mampu meyakinkan pemilih.
"Persoalan Pilpres di kita itu adalah tentang bagaimana sang capres memiliki daya sihir dan magnet politik elektoral, yang bisa meyakinkan kepada pemilih," kata Adi.
"Karena sudah banyak contoh kasus dukungan partai yang banyak tapi tidak berkolerasi positif terkait dengan kemenangannya di Pilpres," jelas Adi.
"Saya kira di situ kuncinya. Tapi alangkah baiknya dukungan partai banyak, mesin politiknya semakin solid dan bisa memenangkan pertarungan secara politik. Itu logika sederhananya," lanjutnya.
Baca juga: Hasto PDIP: Kekuasaan Diperoleh dari Kepercayaan Rakyat, Bukan dengan Pengepungan
"Tapi memang seringkali banyaknya dukungan partai itu tdk berkorespondesi terkait dg kemenangan. Sudah banyak kasusnya. 2014 dan 2004, ketika SBY menang pilpres. Ini dukungan partainya juga dikit, tidak sebanyak calon yang lain."