Cerita Jenderal Andika Perkasa Dimarahi Presiden Jokowi: Jika Saya Ditegur Berarti Sudah Kebangetan
Jenderal Andika melihat Presiden Jokowi menampilkan dirinya bukanlah seorang Presiden dengan segala fasilitasnya.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Malvyandie Haryadi
Itu berapa kali terjadi. Misalnya Pak Jokowi mau makan keluar secara tiba-tiba. Belum lagi kebiasaan
lain.
Selama menjabat Danpaspampres, Presiden Jokowi kan dekat bersentuhan dengan masyarakat itu
bagian dari dinamika juga?
Ya sangat karena bagi kita itu keamanan. Kalau acaranya di JCC atau gedung Kementerian Keuangan kita
selalu bawa alat ada namanya security door, ada metal detector itu kita datangkan.
Lah kalau ke luar kota misalnya ke pasar, kan nggak mungkin. Pasti ganggu kegiatan orang, jadi tipis
sekali antara keamanan juga dengan bahaya.
Satu sisi beliau harus terlihat normal bagian dari kegiatan masyarakat. Jangan membuat keribetan hanya
karena beliau presiden datang akhirnya mereka merasa risau harus diperiksa. Apalagi di pasar lapak
mana yang nggak ada pisaunya.
Akhirnya kita mengandalkan pagar betis dan mengandalkan radio. Perintah itu harus benar-benar akurat
dan real time.
Pak Andika bisa cerita mengapa Presiden Jokowi tidak menginginkan rangkaian kendaraannya terlalu
panjang dan tidak terlalu noise?
Itulah jadi rangkaian kendaraan yang diserahterimakan dari Mas Doni itu kan macam-macam, mulai
sweeper polisi, protokol Istana, sekretariat militer, ada mobil perbaikan kendaraan, belum lagi
ambulans, yang saya ingat 22 kendaraan.
Pertama beliau begitu minta tidak ingin rangkaian panjang karena menganggu di jalan. Presiden Jokowi
minta jalan tidak perlu ditutup. Itu butuh waktu saya ingat itu nggak mudah karena perangkat ini sudah
menjadi kebiasaan.
Jadi untuk mengubah itu lupa lagi perempatan ditutup. Saya ingin perempatan ditutup hanya 100 meter
begitu rangkaian mau melintas.
Rupanya bohong, karena kelihatan panjangnya antrean ini pasti sudah setengah jam ditutup. Dan kita
hilangnya ambulans, yang saya ingat rangkaian enam. Yang tidak bisa dihapus namanya security 1 isinya
paspampres semua, security 2 dibelakangnya dengan saya.
Jadi rangkaian kendaraan empat paling minimal. Enam dengan mobil polisi. Begitu sederhana rangkaian
Presiden Jokowi.
Sebelum purna tugas Pak Andika punya tugas mengmankan KTT G20 di Bali? Saya nonton video ketika
Anda melakukan inspeksi lalu menanyakan prajurit yang berendam di hutan bakau apa sih ceritanya?
Kalau detail itu kebiasaan karena sejak masuk 40 tahun lalu dilatih mimpin regu 9 orang. Kemudian
ditambah terus anggotanya.
Jadi perintah itu harus langsung saja sebab latar belakang prajurit kita berbeda-beda ya mungkin setingkat SMA, ada yang SMK. Begitu beragam sehingga tingkat pemahamannya juga berbeda.
Kita ngomong gini dari 9 anak buah yang 5 paham tapi yang 4 bekum tentu. Karena pengalaman lah
yang mengajarkan saya harus detail.
Untuk pengamanan KTT G20 sudah dari awal kita persiapannya setelah tinjau lapangan oke berarti pasukan kita taruh di hutan mangrove. Kan venuenya ada hutan mangrove, Garuda Wisnu Kencana
(GWK), ada kemudian Nusa Dua Bali Beach Convention dan beberapa rumah sakit.
Di situ kita plot, khususnya di hutan mangrove yang terbuka ini semakin rawan karena kalau di dalam
gedung makin enak. Kalau mangrove kan nggak ada gedung orang jauh dia bawa sniper bisa.
Kebetulan di hutan mangrove nggak kelihatan jalur dan ada akses dari lautan lepas. Saya nggak mau
ambil risiko. Di hutan mangrove itu jarak setiap 50 meter ada pos.
Dan kita masuk posisi hari H-10. Nggak bisa kita tunggu sampai hari H. Karena kita harus sudah masuk
dan memeriksa siapa yang keluar masuk kawasan hutan mangrove.
Masalahnya kalau hutan mangrove pasang surut, begitu pasang hampir setengah pohon terendam.
Begitu surut ya gak pernah kering. Karena pengalaman dulu waktu latihan komando ada materi survival
di Cilacap hutan bakau mangrove.
Kita bangun batang-batang pohon itu ceper supaya kita bisa duduk. Boro-boro tidur bayangin kalau tiga
hari kita disitu neggandul. Makanya dibuatlah para-para di atas titik tertinggi pasang.
Ketika masih di Akabri Pak Andika konon mempunyai cita-cita menjadi KSAD?
Iya waktu saya daftar kan ada lima tes fisik akademik psikotek, kesehatan dan mental. Ada pertanyaan
cita-cita apabila diterima ya saya tulis KSAD.
Kalau boleh tahu gelar Pak Andika kan banyak? Apakah memang hobi sekolah?
Dari kecil sebetulnya cita-cita saya mau menjadi arsitek karena Bapak saya lulus Teknik Sipil ITB. Dan
kerjanya di Angkatan Darat korps zeni yang membidangi konstruksi jalan, jembatan, bangunan.
Saya kepenginnya itu, begitu mau naik kelas tiga tahu betapa sulitnya orang tua saya cari uang. Saya
melihat orang tua kesulitan membiayai kakak-kakak saya kuliah.
Melihat adik-adik saya bagaimana nanti apakah bisa dikuliahkan. Saya langsung berpikir ingin sekolah
tapi yang gratis. Jadi keinginan itu memang dari dulu. Bagi saya kita nggak akan maju kalau nggak
sekolah.
Menjadi attitude saya akhirnya. Begitu ada kesempatan seleksi semacam LPDP begitu jadi apapun
tingkatan saya ikut.
Gelar akademis itu apakah membantu amanah yang dijalankan di kedinasan tidak?
Tentu membantu, sekolah militer juga di luar negeri. Sekolah umum bidang yang saya ambil terdekat
dengan profesi sebagai militer.
Sangat memberikan support atas amanah yang saya jalankan dikedinasan. Pengetahuan saya dapat dari
sana. (Tribun Network/Reynas Abdila)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.