Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Cabut dari Koalisi Perubahan, Demokrat Bakal Kesulitan Bentuk Poros Baru dengan Parpol Lain

Partai Demokrat akan kesulitan membentuk koalisi baru dengan PPP dan PKS pasca keputusannya keluar dari Koalisi Perubahan.

Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Cabut dari Koalisi Perubahan, Demokrat Bakal Kesulitan Bentuk Poros Baru dengan Parpol Lain
Kompas/Muhammad Naufal
Pertemuan Anies Baswedandengan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Kantor Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Demokrat, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (7/10/2022) siang. (KOMPAS.com/MUHAMMAD NAUFAL) 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Danang Triatmojo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin mengatakan Partai Demokrat akan kesulitan membentuk koalisi baru dengan PPP dan PKS pasca keputusannya keluar dari Koalisi Perubahan.

Pasalnya tidak ada nama capres potensial yang bisa dimunculkan dari ketiga parpol tersebut. Sandiaga Uno atau AHY hanya punya elektabilitas pada level calon wakil presiden (cawapres), bukan sebagai capres.

"Tidak ada capres yang bisa dijual. Misalkan ada Sandiaga Uno, ada AHY, itu levelnya di level cawapres. Elektabilitas mereka tinggi di cawapres," kata Ujang kepada Tribunnews.com, Sabtu (2/9/2023).

"Tetapi untuk sebagai capres, mereka nggak muncul elektabilitasnya, nggak tinggi. Elektabilitas yang tinggi sebagai capres saat ini ya Prabowo, Ganjar dan Anies," jelasnya.

Selain itu, poros koalisi baru yang dibentuk oleh Demokrat tersebut juga akan ketinggalan dari langkah dan upaya sosialisasi. Terlebih pendaftaran pasangan capres dan cawapres di KPU tinggal satu bulan lagi yakni pada Oktober 2023.

"Jadi, ya ketinggalan. Orang-orang sudah lama membangun koalisi dengan capres yang memberikan elektabilitas," kata dia.

Berita Rekomendasi

Sebab kata Ujang, koalisi dari partai politik punya tujuan untuk menang. Sehingga akan sia-sia jika membentuk koalisi baru dengan nama capres baru.

"Terlalu baru (koalisi baru) sulit. Kan berkoalisi itu untuk menang. Jadi kalau membentuk koalisi saja akan rugi kalau kalah," pungkas Ujang.

Baca juga: Dimintai Tanggapan Soal Deklarasi Anies-Cak Imin di Surabaya, Prabowo: Disuruh Siapa Kamu? Hahaha

Partai Demokrat resmi keluar dari Koalisi Perubahan dan mencabut dukungan kepada Anies Baswedan, usai merasa dikhianati oleh Partai Nasdem yang menjalin kesepakatan sepihak dengan PKB dan memasangkan Muhaimin Iskandar alias Cak Imin sebagai cawapres Anies.

Adapun hanya tiga bakal calon presiden potensial berdasarkan hasil berbagai lembaga survei, mereka adalah Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan. Praktis setelah Demokrat mencabut dukungan kepada Anies, maka sisa Ganjar dan Prabowo yang bisa dipilih untuk didukung di Pilpres 2024.

Baca juga: Ditinggal PKB Merapat ke Anies, Pengamat: Prabowo Kehilangan Jangkar Masuk Kelompok Islam Moderat

Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam pidatonya kemarin mengungkap ada menteri aktif yang mengajak Demokrat dan PKS membentuk poros baru di Pilpres 2024.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas