Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Duet Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar Jadi Perjudian Ngeri-Ngeri Sedap, Ini Alasannya

Pengamat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno menyebut duet Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar sebagai perjudian yang ngeri-ngeri sedap

Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Duet Anies  Baswedan - Muhaimin Iskandar Jadi Perjudian Ngeri-Ngeri Sedap, Ini Alasannya
Instagram @aniesbaswedan
Duet Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar Jadi Perjudian Ngeri-Ngeri Sedap, Ini Alasannya 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno menyebut duet Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar (Cak Imin) sebagai perjudian yang ngeri-ngeri sedap.

Adi menyebut demikian didasarkan pada angka-angka statistik hasil survei sejumlah lembaga di mana nama Cak Imin tak pernah muncul secara signifikan sebagai sosok calon wakil presiden.

"Kalau dibaca berdasarkan angka-angka statistik survei, tentu duet Anies-Muhaimin Iskandar ini merupakan satu perjudian yang ngeri-ngeri sedap, apapun judulnya Muhaimin Iskandar ini elektabilitasnya tidak pernah muncul signifikan di survei," kata Adi kepada Tribunnews.com, Senin (4/9/2023).

Namun pada saat yang bersamaan, Adi mengakui bahwa sosok Cak Imin sebagai Ketua Umum PKB punya kekuatan politik dalam hal mengonsolidasikan kekuatan politik Nahdlatul Ulama, kuat di Jawa Timur dan Jawa Tengah.

Kekuatan dari Cak Imin dan PKB ini dipandang dibutuhkan oleh Anies Baswedan yang di saat bersamaan lemah di wilayah-wilayah tersebut.

"Tapi pada saat yang bersamaan memang harus diakui Muhaimin ini ketua umum PKB yang saya kira kekuatan politiknya adalah mengonsolidasi kekuatan politik NU, kuat di Jatim dan Jateng yang selama ini memang dibutuhkan Anies," kata Adi.

Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia (PPI) ini menyampaikan pekerjaan rumah yang dimiliki oleh Cak Imin adalah bagaimana menjadikan pemilih PKB juga menjadi pemilih dari Cak Imin.

Berita Rekomendasi

Pasalnya selama ini Adi melihat bahwa pemilih PKB sebesar 9,6 persen pada Pileg 2019 lalu, tidak otomatis menjadi suara Cak Imin.

Baca juga: Demokrat Cari Koalisi Usai Anies Pilih Cak Imin, ke Prabowo atau Ganjar? Kata AHY dan Saran Pengamat

Menurutnya hal ini menjadi tugas besar yang menjadi beban bagi Cak Imin dan PKB, sekaligus sebagai perjudian dalam politik.

"Karena sampai saat ini pemilih PKB ternyata tidak otomatis memilih Muhaimin Iskandar. Oleh sebab itu  ini yang saya sebut sebagai suatu perjudian," ungkapnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas