NasDem Tanya Hasto PDIP: Food Estate Program Kemenhan atau Siapa?
Hasto menyebut ada menteri yang tidak menjalankan dengan baik perintah Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait food estate.
Penulis: Fersianus Waku
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua DPP Partai NasDem, Willy Aditya bertanya Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto mengenai program food estate atau lumbung pangan.
Sebab, Hasto menyebut ada menteri yang tidak menjalankan dengan baik perintah Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait food estate.
"Food estate itu programnya Kemenhan atau siapa? Saya enggak komentar lah food estate," kata Willy di Sekretariat Badan Pekerja Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (Baja Amin), Jakarta Selatan, Jumat (22/9/2023).
Adapun Hasto menyebut selama ini program tersebut merupakan bagian dari platform PDIP di bidang pangan.
Namun kini, program Pemerintahan Presiden Jokowi itu tidak dijalankan dengan baik oleh menteri yang diberi mandat.
"Food estate merupakan bagian dari platform PDIP di bidang pangan, hanya ketika presiden Jokowi memberikan mandat kepada menterinya ini kan ada tidak menjalankan dengan baik, karena estate of interest," kata Hasto saat ditemui di Kawasan Bogor, Jawa Barat, Kamis (21/9/2023).
Politisi asal Yogyakarta ini pun lantas memberikan contoh bagaimana food estate tidak kerjakan dengan baik oleh menteri tersebut.
Hasto juga menyinggung pengembangan food estate yang kurang mengembangkan penelitian dari para ahli soal potensi lahan gambut dijadikan lokasi tanam bahan pahan.
"Misalnya membentuk perusahan yang diisi oleh kroni-kroninya, bukan sesuatu yang sehat padahal seharusnya ketika kita berbicara food estate tidak bisa melepaskan hulunya, penelitian apakah tanahnya juga cocok untuk tanaman pangan tertentu dan yang paling penting adalah petaninya," ungkap Hasto.
Lebih lanjut, Hasto menyebutkan, soal program food estate memang seharusnya melibatkan para petani.
Baca juga: Komisi IV DPR Nilai Proyek Food Estate Kurang Berhasil
Tak hanya itu riset dan inovasi juga seharusnya dianggap penting.
"Kita tidak bisa membangun food estate tanpa melibatkan petani, perguruan tinggi, riset dan inovasi dan juga melibatkan juga dengan local wisdom dari masyarakat yang ada," pungkasnya.