Survei Indikator September 2023: Hampir 80 Persen Warga Jatim Merasa Dekat dengan NU
Ada 11,6% responden yang beragama muslim tetapi merasa bukan bagian dari ormas Islam manapun
Penulis: Gita Irawan
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Temuan survei Indikator Politik Indonesia di Jawa Timur (Jatim) pada September 2023 terkait ormas Islam menunjukkan hampir 80 persen warga di Jatim merasa dekat dengan Nadhlatul Ulama (NU).
Pertanyaan yang diajukan dalam survei tersebut yakni "Dalam masyarakat kita ada sejumlah organisasi sosial keagamaan seperti NU, Muhammadiyah, dll. Apakah Ibu/Bapak merasa sebagai bagian dari NU, Muhammadiyah, atau organisasi Islam lain, atau tidak merasa sebagai orang organisasi Islam manapun?".
Peneliti Utama Indikator Burhanuddin Muhtadi mengatakan hasilnya sebanyak 79,9 persen responden merasa dekat dengan NU.
Hal tersebut disampaikannya saat Rilis Survei Jawa Timur: Signifikansi NU dan Peta Elektoral Jelang 2024 di Jawa Timur di kanal Youtube Indikator Politik Indonesia pada Minggu (1/10/2023).
"Pertama, kita tanya pengukuran berkaitan dengan kalau misalnya responden kami muslim, 96 persen warga Jawa Timur beragama Islam, kita tanya lebih jauh," kata dia.
"Mereka merasa dekat dengan organisasi Islam mana? Ada banyak organisasi Islam yang kita tanyakan. Ternyata hampir 80 persen, 79,9% orang Jawa Timur merasa dekat dengan NU dan hanya 3,7% yang merasa dekat dengan Muhammadiyah," sambung dia.
Baca juga: Margareth Aliyatul Maimunah Nilai Menteri BUMN Erick Thohir Layak jadi Mentor Fatayat NU
Di luar dua ormas tersebut, kata dia, jumlah responden yang merasa dekat dengan dengan organisasi Islam lainnya misalnya PERSIS, LDII, DDII dan seterusnya relatif kecil.
Selain itu, kata dia, ada 11,6% responden yang beragama muslim tetapi merasa bukan bagian dari ormas Islam manapun.
"Jadi NU krusial karena besarnya warga Jawa Timur yang merasa terafiliasi secara psikologis, kultural, dan keagamaan dengan NU," kata dia.
Selain kedekatan psikologis dan kultural, kata dia, survei tersebut menanyakan lebih jauh terkait dengan civic engagement atau keanggotaan mereka terhadap organisasi-organisasi sosial, keagamaan, maupun non-keagamaan.
Hasilnya, kata dia, responden yang mengaku aktif di majelis ta'lim sebanyak 33%, arisan 30%, dan aktif di organisasi NU termasuk badan otonom yang ada di bawahnya sebesar 25%.
Baca juga: Dari 3 Nama Bursa Cawapres, Representasi NU Disebut Condong ke Khofifah, Bukan Mahfud MD & Cak Imin
"Tetapi anggota yang tidak aktif, itu yang warnanya lebih light itu mereka yang tidak akrif di NU jauh lebih besar," kata dia.
"Jadi total mereka yabg aktif dan tidak aktif di NU itu mencapai 54%. Itu lebih tinggi dibanding majelis ta'lim atau arisan. Apalagi organisasi kepemudaan, tani, nelayan, olah raga san seterusnya. Itu tingkat aktifitasnya rata-rata 10%-an ke bawah," sambung dia.