Buka Seminar Nasional PPSA XXIV, Gubernur Lemhannas Andi Widjajanto Bicara Oligarki Global Digital
buka Seminar Nasional Program Pendidikan Singkat Angkatan (PPSA) XXIV Lemhannas, Andi Widjajanto berbicara tentang oligarki global digital.
Penulis: Gita Irawan
Editor: Theresia Felisiani
Dengan adanya kepempimpinan digital, kata dia, maka semua orang harus menjadi pemimpin yang nurture karena menurutnya tidak ada orang lahir lalu tiba-tiba memahami algoritma, coding, atau programming.
"Tapi apakah digital akan menghasilkan kepemimpinan yang lebih baik?" tanya Andi.
Pertanyaan selanjutnya yang harus dijawab oleh peserta PPSA XXIV, adalah apakah dengan mengadopsi digital kualitas demokrasi akan meningkat?
Selain itu, kata dia, apakah dengan keberadaan media sosial, platform-platform seperti Instagram, Tik Tok, maka pemilu 2024 secara demokratis akan lebih baik dari Pemilu 2019, akan lebih baik dari Pemilu 2019?
"Apakah demokrasi yang digital itu benar-benar memastikan bahwa Indonesia tidak mungkin lagi mengarah kepada pembentukan rezim yang otoriter?" kata dia.
"Karena demokrasi berarti power to the people. Digital technology bisa saja inklusif, membuat teknologi dikuasai, dimiliki oleh semua orang, tapi bisa juga berarti bahwa oligarki teknologi, oligarki digital akan muncul," sambung dia.
Baca juga: Gubernur Lemhannas: Siap-Siap, Pemilu 2024 Dijadikan Eksperimen Mematangkan Platform Medsos
Apabila dipotret secara global, menurut Andi oligarki global digital sudah muncul.
Pertanyaannya, kata dia, apakah oligarki global yang digital itu akan seperti Persia, Romawi, Portugal-Spanyol, Belanda-Inggris, Amerika Serikat-Soviet dalam masa perang dingin yang mematikan peradaban, akan menghancurkan beberapa peradaban-peradaban utama?
"Kalau PPSA XXIV tidak bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan saya tadi, kelulusannya akan dipertimbangkan ulang," kelakar Andi yang dijawab tawa para hadirin.