Cerita Adik Prabowo tentang Dugaan Korupsi di Kemhan: Sudah Gila, Gilanya Melampaui Gila!
Hashim Djojohadikusumo menceritakan mengenai dugaan kasus korupsi di Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI yang sudah mencapai tahap 'gila'
Penulis: Igman Ibrahim
Editor: Dodi Esvandi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Igman Ibrahim
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Dewan Pengarah Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Hashim Djojohadikusumo menceritakan mengenai dugaan kasus korupsi di Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI yang sudah mencapai tahap 'gila'.
Bahkan, kata Hashim, ada dugaan mark-up kontrak pembelian senjata api (senpi) hingga 1.250 persen di kementerian yang kini dipimpin oleh kakak kandungnya, Prabowo Subianto itu.
Hashim menceritakan hal itu dalam sambutannya pada acara 'Guyub Nasional ReJO Pro-Gibran MilenialZ' di Hotel Merlynn Park, Jakarta, Rabu (15/11/2023).
Mulanya, Hashim yang juga Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra itu berbicara bahwa kasus korupsi yang terjadi dialami sejumlah kader Gerindra terbilang sedikit dibandingkan parpol lainnya.
"Kalau kita bandingkan antara Gerindra dengan partai lain, kasus korupsi kita sedikit. Tapi saya tetap kecewa karena seharusnya itu nol, zero. Nah, di sini saya mau bicara yang mungkin kalian belum tahu," kata Hashim.
Ia kemudian bercerita pengalaman Prabowo saat baru pertama kali diangkat sebagai Menteri Pertahanan RI pada tahun 2019.
Baca juga: Soal Dugaan Kebocoran Data di Kemhan, Menkoinfo Klaim Itu Cuma Isu
Kala itu, eks Danjen Kopassus tersebut harus menandatangani kontrak pembelian senjata senilai Rp51 triliun di atas mejanya.
"Waktu Pak Prabowo diangkat sebagai Menteri Pertahanan, bulan-bulan pertama, di atas meja dia ada kontrak-kontrak yang harus dia tandatangani senilai Rp51 triliun. Rp51 triliun di atas meja dia," kata Hashim.
Saat itu, cerita Hashim, Prabowo mendapatkan laporan adanya dugaan korupsi dalam kontrak yang akan diteken tersebut.
Bahkan, dugaan kasus korupsi yang bakal dalam satu kontrak sudah gila.
Bukan tanpa sebab, menurutnya, ada salah satu kontrak yang dimark-up hingga 1.250 persen.
Kontrak yang dimaksudkan adalah pembelian senjata api yang akan dibeli Kemenhan RI.
"Waktu itu kami sudah dapat laporan, saya dapat laporan, di kontrak ini korupsi mark-upnya gila. Ini lebih gila, ini gila, ini gila, gilanya memang melampaui gila pak. Ada mungkin satu dua yang sudah dengar," katanya.