Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Polda Metro Jaya Jamin Tetap Profesional Usut Dugaan Pemerasan Eks Mentan SYL

Polda Metro Jaya menjamin timnya akan tetap bekerja profesional dalam mengusut kasus dugaan pemerasan petinggi KPK Firli terhadap eks Mentan SYL.

Penulis: Muhamad Deni Setiawan
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Polda Metro Jaya Jamin Tetap Profesional Usut Dugaan Pemerasan Eks Mentan SYL
Tribunnews.com/Ilham
(kiri ke kanan) Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak, Direktur Koordinasi dan Supervisi 2 KPK Brigjen Pol Yudiawan Wibisono, dan Wadir Tipikor Bareskrim Mabes Polri Kombes Pol Arief Adiharsa, usai melakukan rapat koordinasi dan supervisi kasus dugaan pemerasan eks Mentan Syahrul Yasin Limpo, Gedung KPK, Jakarta, Jumat (17/11/2023). Polda Metro Jaya menjamin timnya akan tetap bekerja profesional dalam mengusut kasus dugaan pemerasan petinggi KPK Firli terhadap eks Mentan SYL. 

Namun, selepas menjalani pemeriksaan, Firli enggan menemui awak media. Ia langsung kabur menggunakan mobil.

Ketika di dalam mobil, Firli Bahuri bahkan menyembunyikan wajahnya menggunakan tas.

Menurut peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW), Kurnia Ramadhana, sikap Firli yang menghindari jurnalis mirip perilaku koruptor.

"Tindakan Firli Bahuri yang berusaha menghindari jurnalis dengan bersembunyi dan menutup wajahnya menggunakan tas setelah menjalani pemeriksaan di Bareskrim Polri mengingatkan masyarakat pada kebiasaan para koruptor," kata Kurnia Ramadhana dalam keterangannya, Jumat (17/11/2023).

Hal yang kemudian sedikit membedakan ialah para koruptor mengenakan rompi oranye sementara kemarin Firli memakai baju batik.

Meski begitu, perilaku Firli sama saja, yaitu mencari siasat untuk menghindari pertanyaan dari para jurnalis.

"Seperti yang sering tampak di KPK, koruptor yang mengenakan rompi oranye selalu mencari siasat untuk lari dari kejaran jurnalis."

Berita Rekomendasi

"Perbedaan di antara keduanya praktis hanya pakaiannya saja, koruptor menggunakan rompi, sedangkan Firli mengenakan batik," sebut Kurnia.

Kurnia menilai, pria berusia 60 tahun itu melakukan hal tersebut karena takut dengan berbagai pertanyaan awak media yang akan mendalami soal dugaan pemerasan terhadap SYL tersebut. 

Kurnia menduga, Firli Bahuri menghindari jurnalis karena dirinya merupakan pelaku sebenarnya.

"Perasaan panik yang tampak dari tindakan Firli tersebut menimbulkan prasangka, bahkan mungkin menjurus pada keyakinan, di tengah masyarakat bahwa dirinya memang benar terlibat dalam perkara pemerasan dan pertemuan dengan pihak berperkara."

"Sebab, jika merasa benar, mengapa sampai ketakutan seperti itu?" ujar Kurnia.

(Tribunnews.com/Deni/Ilham Rian Pratama)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas