Kepala BKKBN: Stunting Hambat Pertumbuhan Otak pada Anak
Stunting juga mengakibatkan kondisi rentan terhadap penyakit, dan saat dewasa lebih mudah mengalami penyakit jantung, diabetes, dan yang lainnya.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Stunting menghambat perkembangan otak dan fisik bayi sehingga anak sulit mencapai prestasi di masa depan.
Stunting juga mengakibatkan kondisi rentan terhadap penyakit, dan saat dewasa lebih mudah mengalami penyakit jantung, diabetes, dan yang lainnya.
Hal ini diungkapkan oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Dr. (H.C.) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K).
Baca juga: Mampu Turunkan Angka Stunting di Semarang, Mbak Ita Raih Penghargaan People of The Year 2023
"Tidak hanya stunting dalam arti pendek, tidak panjang, tetapi dia tidak cerdas, mungkin umurnya harus sudah bisa mengenal warna, belum mengenal warna," ungkap Hasto pada keterangannya, Selasa (28/11/2023).
Selain itu, akibat kembang otak terganggu, anak bisa terlambat dalam merespons apa yang ada di sekitarnya.
Menurut dr. Hasto, stunting adalah kekurangan gizi pada balita yang berlangsung lama pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
Akibatnya, perkembangan otak dan tumbuh kembang anak jadi terhambat karena mengalami kekurangan gizi menahun.
Balita stunting tumbuh lebih pendek dari standar tinggi balita umumnya.
Oleh karena itu dr. Hasto mengatakan perlunya perencanaan dalam kehamilan untuk cegah terjadinya stunting.