Komisi V DPR Sebut Peralatan BMKG Banyak yang Sudah Uzur
Saat ini perahu-perahu Basarnas kecepatannya masih minim dan ini akan sulit jika menjangkau kejadian yang jarak lokasinya jauh.
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Komisi V DPR RI menyoroti peralatan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG yang sudah 'uzur'.
Menurut Komisi V perencanaan anggaran BMKG perlu diperbaiki untuk menentukan skala prioritas.
Anggota Komisi V DPR RI Sadarestuwati menyoroti skala prioritas dalam perencanan anggaran di BMKG. Dia mengatakan, BMKG sebaiknya fokus untuk meningkatkan kecanggihan peralatan, dibandingkan pembangunan gedung.
"Menurut saya Basarnas yang membutuhkan untuk pembangunan gedung diklat bukan malah BMKG yang akan membangun gedung lagi. Sementara BMKG masih banyak sekali peralatan-peralatan yang sudah uzur yang harus dilakukan untuk penyesuaian atau di-upgrade," ujar Sadarestuwati di Jakarta, Kamis (14/3/2024).
Baca juga: Cuaca Hari Ini - BMKG: Bali dan 19 Wilayah Lain Berpotensi Hujan Lebat pada 13 Maret 2024
Hal tersebut disampaikan Sadarestuwati ketika RDP Komisi V bersama BMKG dan Basarnas. Menurut Sadarestuwati, BMKG belum memiliki perencanaan anggaran yang baik dalam menentukan skala prioritas.
"Beberapa kali saya mengikuti kapal, termasuk Basarnas itu ternyata yang digunakan data yang digunakan data dari luar. Terus buat apa kita mempunyai data tapi tidak dipergunakan dari pada harus jauh-jauh ambil datanya dari Singapura atau negara-negara lainnya," tambah Sadarestuwati.
Sadarestuwati menegaskan, pembangunan gedung belum menjadi urgensi bagi BMKG. Selain itu, dia juga menyoroti program yang berkaitan SDM unggul 500 doktor.
"Se-urgensi apa sehingga ini harus dilakukan secara bersamaan. Sementara peralatan tadi masih banyak yang di-upgrade," kata Sadarestuwati.
Sadarestuwati juga turut menyoroti perahu yang dimiliki oleh Basarnas. Saat ini, kata dia, perahu-perahu Basarnas kecepatannya masih minim. Akan sulit jika menjangkau kejadian yang jarak lokasinya jauh.
"Perahu yang dimiliki Basarnas ini juga sebagian masih perahu lama yang kecepatannya masih sangat rendah. Bagaimana kalau ada kejadian yang jauh, kemudian ditempuh dalam waktu yang lama," tambahnya.
Ditambah, ucap Sadarestuwati, kondisi cuaca dan iklim saat ini tengah terjadi anomali. Hingga menyebabkan bencana banjir, lantaran ketinggian ombak laut yang sulit diprediksi.
"Basarnas perlu memiliki peralatan atau kapal yang tangguh, jangan kita mengorbankan keselamatan teman-teman di lapangan. Dan juga pelatihan bersama dengan potensi SAR. Harus dilakukan masif kegiatan latihan potensi SAR di daerah," katanya.
Sadarestuwati meminta Badan Anggaran DPR RI untuk meningkatkan anggaran Basarnas. Sebab, anggaran tersebut bisa digunakan untuk pengadaan alat-alat.