VIDEO Kisah Endang Astuty, Srikandi PELNI Si Pembaca Navigasi di KM Kelud: Ikuti Jejak Orang Tua
Endang berkeinginan untuk menjadi nakhoda, mengikuti jejak kapten Kartini, nakhoda wanita pertama di Indonesia.
Editor: Srihandriatmo Malau
Seperti diketahui, bekerja di kapal memiliki gaji yang lebih tinggi pada umumnya daripada pekerja kantoran.
Ia pun merasa tertantang untuk mengikuti jejak ayahnya seperti kakak-kakaknya.
“Akhirnya saya coba-coba dan bisa."
"Saya menikmati pekerjaan saya saat ini."
"Saya bersyukur dan ini jadi passion saya,” katanya.
Endang menepis anggapan orang-orang yang punya kesan berbeda jika wanita bekerja di kapal.
Wanita selama ini dianggap kurang ideal di kapal karena akan jarang pulang, serta pekerjaannya digolongkan penuh resiko mengingat sehari-harinya di lautan.
Ditambah pula, seorang wanita akan berkeluarga dan diharapkan tidak bepergian jauh.
Baca juga: Pengalaman Pertama Naik Kapal, Pemudik Asal Tangsel Puji Layanan KM Kelud
Menurut Endang, wanita itu bisa membuat keputusan untuk arah hidupnya sendiri.
“Jadi saya berpikiran, selama saya masih sendiri, saya akan menikmati pekerjaan saya. Walaupun banyak yang bilang cewek kok jadi pelaut sih?"
"Tapi saya menikmatinya, dan merasa tertantang saja,” katanya.
Endang berkeinginan untuk menjadi nakhoda, mengikuti jejak kapten Kartini, nakhoda wanita pertama di Indonesia.
Endang masuk PELNI tahun 2014 lalu.
Saat itu, ia berlayar dari Ende menuju Kupang.