Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kemenkes Sediakan 62,3 ton Obat dan Perbekalan Kesehatan untuk Jemaah Haji, 75 Persen Beli dari Arab

Pada pelaksanaan haji tahun ini, perencanaan obat dibuat berdasarkan metode konsumsi dan morbilitas.

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
zoom-in Kemenkes Sediakan 62,3 ton Obat dan Perbekalan Kesehatan untuk Jemaah Haji, 75 Persen Beli dari Arab
Surya/M Taufik
Jemaah haji Indonesia diimbau mewaspadai penyakit yang bisa muncul karena cuaca panas di Arab. Pada musim haji 2024 ini, Kantor Kesehatan Haji Indonesia Madinah menyiapkan 62 ton obat-obatan untuk jemaah haji. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kesehatan menjadi salah satu faktor utama dalam pelaksanaan Ibadah haji

Karenanya, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menyediakan obat dan perbekalan kesehatan (perbekkes) lainnya sebanyak 62,3 ton.

Hal ini disampaikan oleh Direktur Pengelolaan dan Pelayanan Kefarmasian Dr. Dra. Agusdini Banun Saptaningsih, Apt., MARS. 

Baca juga: Aturan Bawaan Barang Jemaah Haji 2024, Perhatikan Ketentuan Berat Koper Kabin dan Bagasi

“Tahun ini, dari tanah air kami membawa 2.872 koli untuk obat dan kemudian untuk perbekalan kesehatan alat kesehatan habis pakai sebanyak 1.826 koli. Totalnya, kami bawa dari Indonesia sebanyak 4.710 koli atau seberat 62,3 ton,” kata dr Agusdini pada website resmi Kemenkes, Selasa (14/5/2024). 

Dr Agusdini melanjutkan j300 koli obat yang terdiri dari psikotropika, insulin dan obat perbekalan kesehatan lain telah diantarkan ke Arab Saudi. 

Sementara itu, sisanya sedang dalam perjalanan dari Indonesia ke Arab Saudi.

Berita Rekomendasi

Lebih lanjut, dia mengungkapkan, pengadaan obat tahun ini lebih profesional dibandingkan tahun lalu. 

Pada tahun ini, perencanaan obat dibuat berdasarkan metode konsumsi dan morbilitas.

”Tidak seluruhnya membeli di tanah air khususnya untuk cairan infus. Untuk infus, hanya membeli 25 persen dari tanah air dan 75 persennya adalah membeli di Arab Saudi karena secara unit cost lebih ekonomis bila membeli di sini,” kata Dr. Agusdini.

”Kalau beli di Indonesia memerlukan transportasi yang mahal, bisa habis sekitar Rp 3-4 M sehingga, Alhamdulillah, dengan pengadaan obat yang 25 persen, khususnya infus, dibeli di Indonesia dan 75 persen di Arab Saudi, kita dapat menghemat kurang lebih Rp 3 miliar,” tutupnya. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas