Beri Pengantar di Buku Memoar Pendiri Astra, Jokowi: Kita Perlu Belajar dari William Soeryadjaya
Jokowi mengingatkan, dekade ini merupakan momentum yang tepat bagi Indonesia untuk naik kelas menjadi negara berpenghasilan tinggi sebelum 2045.
Editor: Dodi Esvandi
Acara bertajuk “Tribute to William Soeryadjaya dan Ramadhan KH” ini juga akan diisi Pentas Teater “Om William Kita” yang diperankan oleh Reza Rahadian, Happy Salma, dan Verdi Solaiman, serta didukung oleh Agus Noor (sutradara), Gilang Ramadhan (aransemen musik), dan Shahnaz Haque (narator), Adi Darmawan (Komodo Project) dan Dian HP.
Gilang Ramadhan, putra kedua almarhum Ramadhan KH mengungkapkan, penyusunan memoar ini berawal dari keinginan besar ayahnya untuk menuliskan kisah William Soeryadjaya yang sangat dikaguminya.
“Bapak itu kalau menulis buku pasti mencari seseorang yang bisa memberikan dampak positif bagi Indonesia,” ujarnya.
“Om William itu bukan hanya sukses dari sisi bisnis, tetapi juga perjalanan hidupnya yang penuh tantangan membuat dia gigih dan pantang menyerah. Ada sisi humanis dari Om William yang diangkat oleh Bapak dalam buku ini,” katanya.
Di dalam memoar ini, William Soeryadjaya bercerita tentang awal mula pembuatan mobil Toyota Kijang pada pertengahan tahun 1970-an. Ketika itu, dirancang satu jenis kendaraan bermotor yang murah, biaya pemeliharaannya rendah, dan irit dalam pemakaian bahan bakar.
Dari gagasan ini lahirlah di Indonesia jenis kendaraan bermotor niaga sederhana (KBNS) yang muncul dengan berbagai merek.
Baca juga: Astra Infra Catat Peningkatan 9,7 Persen Volume Kendaraan Melintas di Penghujung Arus Balik Lebaran
Dari sekitar lima merek KBNS yang muncul pada pertengahan dasawarsa 1970-an, hanya Toyota Kijang yang mampu bertahan dan berkembang.
Jenis kendaraan ini diperkenalkan untuk pertama kalinya kepada masyarakat Indonesia pada 9 Juni 1977.
Hanya dalam waktu enam bulan sejak diperkenalkan, lebih dari 1.000 unit Toyota Kijang telah diproduksi.
Dan hanya dalam waktu kurang dari dua tahun kemudian, unit yang ke-100 ribu dapat dicapai.
“Saya ingin Indonesia, yang sebenarnya kaya akan tanahnya, alamnya, iklimnya, dan penduduknya yang beragam etnis, bisa bersatu, maju, dan tak kalah dengan bangsa lain,” kata William dalam Memoarnya.
“Karena itu, jadikanlah perusahaan kita ‘the Indonesian Marubeni’ atau‘the Indonesian Samsung.”