5 Pengacara Top di Pusaran Kasus Vina Cirebon, Susno Ungkap Kemungkinan Kasus Berbalik 180 Derajat
Berikut lima sosok pengacara top yang mendampingi keluarga korban, tersangka dan terpidana kasus kematian Vina Cirebon.
Editor: Wahyu Aji
Diketahui, Deolipa sempat menangani kasus pembunuhan berencana Brigadir J oleh Eks Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo.
Deolipa ingin membantu Pegi alias Perong karena melihat dari sisi kemanusiaan.
Menurutnya, mungkin saja Pegi ketakutan sehingga lari dan mengganti nama.
Deolipa mengaku tertarik untuk meneliti sebaik mungkin apa yang terjadi dalam kasus ini.
Dirinya juga menyayangkan teman Vina yang kesurupan malah dijadikan dasar.
Deolipa juga belum yakin jika Pegi Setiawan adalah pelaku sebelum ada pembuktian akurat.
“Saya belum yakin kalau dia pelakunya sebelum adanya pembuktian-pembuktian akurat yang ada di persidangan,” ungkap Deolipa, Selasa (28/5/2024).
5. Razman Arif Nasution
Pengacara Razman Arif Nasution bicara soal kasus Vina setelah menjadi kuasa hukum Yosi P Achdian.
Yosi mengaku kuasa hukum Vina dan Eky pada 2016 silam.
Yosi merasa perlu memiliki kuasa hukum untuk ikut bicara tentang proses hukum yang pernah dilaluinya kala membela Vina dan Eky delapan tahun silam, dan kini diungkit kembali.
Razman pun menyuarakan tiga tuntutannya.
Pertama meminta pengacara para terdakwa pembunuhan Vina berinisial JN delapa tahun silam untuk diperiksa karena diduga telah memengaruhi dan mengarahkan agar membuat keterangan berbeda.
Tuntutan kedua dan ketiga adalah meminta Direktorat Reserse Kriminal Umum (Direskrimum) Polda Jawa Barat untuk memeriksa secara tuntas Pegi Setiawan dan ayahnya Rudi Irawan.
"Sekarang perlu diproses, JN yang diduga memengaruhi, menyuruh membuat keterangan berbeda," kata Razman dalam konferensi pers di Jakarta, Sabtu (1/6/2024).
"Yang kedua, bagaimana memeriksa PS secara utuh, yang ketiga orang tuanya."
"Yang terakhir bagaimana kita meramu agar ini semua cepat selesai dengan baik," kata Razman.
Susno duga ada rekayasa
Peluang Pegi Setiawan dan 7 terpidana pelaku lainnya bebas ini diungkap oleh Eks Kabareskrim Polri, Komnjen (Purn) Susno Duadji.
Menurutnya, kasus ini bisa saja berbalik 180 derajat.
Apa maksud pendapat Eks Kabareskrim Susno Duadji ini?
Dalam argumennya, peluang itu ada setelah muncul pengakuan Suroto yang dinilai kuat dalam kasus Vina Cirebon.
"Saya yakin bahwa naluri saya berbicara melihat cerita ini pelakunya bukan terpidana yang sekarang mendekam di dalam penjara, sisa tujuh ya, bukan juga Saka Tatal, bukan juga si Pegi. Udah lah bebaskan mereka, cari (pelaku) yang sebenarnya," katanya dalam channel Youtube-nya.
Susno mengungkapkan itu usai munculnya sosok Suroto, petugas keamanan sekitar TKP Vina dan Eky ditemukan di jembatan muncul.
Dari situ, ia menyebut bahwa jika kesaksian Suroto benar, para terpidana dapat dinyatakan tak bersalah.
"Kalau benar apa yang dijelaskan mandor Suroto, aparat keamanan Desa, betul dia menemukan pertama ?, dia yang menolong pertama Eky dan Vina, dan Vina masih hidup?. Ini kalau bener, maka cerita tentang terbunuhnya Eky dan Vina akan berbalik 180 derajat, dan yang jadi narapidana itu bebas, termasuk Pegi yang sekarang sedang disidik,"
"Mengapa? karena jalan ceritanya tidak seperti jalan cerita sidang," ujarnya.
Ia lantas meminta pihak berwenang melakukan penyelidikan lebih terkait kasus Vina ini.
"Diperlukan kejujuran dari pihak Polri, Jaksa dan Hakim dari semua level dalam perkara ini supaya betul-betul sesuai dengan keadaan sebenernnya, bukan skenario, pertama TKP berbeda, ceritanya beda," ungkapnya.
"Ada dua saksi, mandor Desa Suroto dan ketua RW yang melihat langsung ke SMP 11 itu saksi yang benar," jelas Susno Duadji.
Sementara itu, Susno Duadji juga meyakini jika para terpidana tak bersalah.
Susno Duadji bahkan menilai jika mereka tak sepatutnya mendapatkan hukuman penjara seumur hidup.
"Alasannya ga cukup untuk menjadikan dia ditahan ditangkap, gausah Advokat cari saksi lain, yang mencari itu penyidik supaya alasan penangkapan, penahanan tersangka itu memenuhi syarat," ujarnya.
Minta Iptu Rudiana Ikut Diperiksa
Susno mendesak agar Polri memeriksa dua saksi tersebut dan Iptu Rudiana.
Ia menduga adanya skenario yang melenceng dari fakta yang sebenarnya.
"Ini harus dilakukan oleh Polri sehingga kita tahu jalan ceritanya jelas apakah kasus yang masuk di persidangan itu adalah kasus hasil skenario buatan dari Aep, Melmel, Rudiana. Saya menduga begitu," lanjutnya.
Hal itu harus segera dilakukan Polri, kata Susno, lantaran ini menyangkut nyawa manusia yang dihukum seumur hidup.
Maka dari itu, Susno meminta agar tim penyidik untuk jujur dalam mengungkap kasus ini.
"Diperlukan kejujuran dari pihak Polri selaku penyidik, dan saya yakin mereka akan menegakkan kejujuran kan penyidiknya sudah beda, diperlukan juga kejujuran jaksa dan hakim untuk perkara ini betul-betul sesuai keadaan sebenarnya bukan skenario," pungkasnya.
Kesaksian Suroto
Suroto, petugas keamanan atau siskamling di desa sekitar jembatan Talun, mengaku sebagai sosok yang pertama kali menolong Vina dan Eky.
Suroto berani bersaksi jika dirinya masih ingat jelas kejadian di malam hari tersebut.
Saat itu, Suroto sempat gemetaran tak menyangka melihat kondisi Vina yang memprihatinkan hingga membuatnya tergerak untuk menolong.
Adapun kejadian itu diketahuinya berawal ketika sedang patroli di sekitaran TKP.
Dirinya menemukan jasad duo sejoli tersebut pada malam hari.
"Hari itu saya patroli keliling karena saat itu rawan begal di jam 10-11 malam. Jam 10 saya lewat, mutar balik ke flyover sini, saya melihat korban-korban tergeletak," cerita Suroto saat ditemui iNews di jembatan flyover Talun, dikutip dari tayangan kanal YouTube Official iNews, Rabu, 5 Juni 2024.
Dia pun lalu menunjukkan posisi tubuh Eky dan Vina yang ketika itu tergeletak di tengah pembatas jalan flyover Talun.
Suroto berani bersaksi jika dirinya masih ingat jelas kejadian di malam hari tersebut.
"Jam 10 malam. Bisa dipertanggungjawabkan dunia dan akhirat, saya saksi, masih ingat betul," ungkap Suroto.
"Ini asli dan tidak ada saya rekayasa, posisi ada disini bukan disana(trotoar)," tegasnya.
Dari keterangan Suroto, dirinya yakin tidak ada Melmel atau siapapun yang membantu Vina dan Eky di TKP.
Suroto memastikan kalau Melmel saat kejadian tiak ada di lokasi.
Ia menegaskan bahwa saat itu hanya ada dirinya dan langsung memanggil polisi.
"Tidak ada (Melmel), ngangkat korban laki bertiga aja, korban perempuan tiga aja, saya dengan anggota kepolisian dua orang," ungkap Suroto.
Namun tak ada satupun yang berani menolong hingga akhirnya Suroto datang.
Ketika itu, dirinya pertama kali menolong Eky. Ia pun mengungkapkan kondisi kekasih Vina itu yang sudah tidak bernyawa.
"Pertama saya nolong si laki (Eky), nggak tahu namanya waktu itu. Posisinya masih pakai helm. Saya tanya 'dek, dek, dek', dia nggak nyahut. Tebakan saya dia sudah mati, karena darahnya banyak. Waktu itu hujan, dan darahnya itu mengalir ngikutin air," ungkap Suroto.
Suroto menyebut Eky saat itu, mengenakan jaket bergambar logo klub motor XTC berwarna biru putih.
"Pakai jaket, kalau nggak salah jaket XTC warna biru putih," terangnya.
"Karena saya pikir Eky sudah meninggal, saya lalu fokus menolong si perempuan (Vina), waktu itu juga nggak tahu namanya siapa," ujar Suroto.
Menurutnya, posisi Vina ketika itu terlentang dan masih dalam kondisi sadar. Vina bahkan pun sempat merintih meminta pertolongan kepada Suroto.
"Dia minta tolong, 'tolong, tolong', saya tolonglah si perempuan. Aku bilang 'sabar dek, lagi manggil mobil'," ucapnya kala itu.
Baca juga: Keberadaan Ayah Eky Iptu Rudiana Dicari Susno Duadji, Didesak Muncul untuk Jelaskan Kasus Vina
"Waktu dia terlentang, kepalanya saya angkat, posisi dia itu saya papah kepalanya," tambahnya.
Lebih lanjut, Suroto juga mengungkap kondisi Vina saat itu dimana korban mengalami luka parah di sekujur tubuhnya.
"Kondisi Vina parah juga, kaki luka, kena sobekan besi atau apa, kita juga nggak tahu. Dia luka parah. Tangannya luka parah, wajahnya memar semua. Kaki kiri patah, kepala berdarah juga," bebernya.
Selain itu, ia juga melihat tubuh bagian bawah Vina sudah tertutupi jaket XTC sama seperti yang dikenakan Eky.
"Vina sebelum saya tolong, jaketnya itu sudah menutupi (bagian bawah tubuhnya), jaketnya itu sama (dengan jaket XTC Eky) warna putih biru," tutur Suroto.
Ia juga mengaku sempat membetulkan dalaman bagian bawah tubuh Vina karena melorot.
Tak lama setelah itu, Suroto pun melihat polisi datang di lokasi penemuan tubuh Vina Cirebon dan Eky tersebut.
"Nggak lama kemudian anggota polisi datang," ujarnya.
Suroto juga yang ikut mengantarkan Vina ke rumah sakit, dikatakannya masih bernyawa.
"Perempuannya masih hidup, masih minta tolong terus sampai rumah sakit, saya dulu sampai gemeter gak tega 'kok sampai kayak gini yaAllah'," katanya.
Melihat kondisi Vina, Suroto sempat curiga jika kematian almarhum bukan karena kecelakaan.
Pasalnya, saat Suroto mengaku melakukan survey ulang di TKP sehari setelah kejadian.
"Ga ada benturan besi, karena abis kejadia jam 10 malem itu, saya menemukan korban, paginya saya survey apa bener sih kecelakaan sampai kayak gitu, tapi gak ada sama sekali beretan, tapi diinformasikan polisi kecelakaan laka lantas.
Hingga kecurigaan Suroto terbukti setelah berselang lama kematian Vina dan Eki disebabkan karena kasus pembunuhan.
"Mangkanya film-film itu salah semua, gak bener posisi, wilayah di Kecomberan, posisi gak disana, saya berani sumpah demi Allah inilah yang saya tolong pertama, saya dihadirkan ke persidangan dua kali," paparnya.
Disisi lain, Suroto mengaku tidak tahu menahu soal kasus pembunuhan Vina yang melibatkan beberapa pelaku bahkan ia tidak mengetahui bahwa korban merupkan anak Briptu Rudiana.
"Saya fokusnya cuma nolongi aja," tandasnya. (*)