Keluarga Pelaku Judi Online Dapat Bansos, Begini Tanggapan Kepala BKKBN
Kepala BKKBN mengatakan, indikator bansos akibat judi online harus dipertegas dengan harapan tidak salah sasaran.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Erik S
Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM,SEMARANG -- Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dokter Hasto menuturkan, usulan korban pelaku judi online dapt bantuan sosial atau bansos sepatutnya ditinjau kembali.
Ia mengatakan, indikator bansos akibat judi online harus dipertegas dengan harapan tidak salah sasaran.
Misalkan, keluarga pelaku judi online itu memang masuk kategori layaknya kemiskinan ekstrem yang wajib dibantu pemerintah.
Baca juga: Jaksa Agung Terbitkan Surat Edaran Larangan Judi Online, Ponsel Pegawai Kejaksaan Bakal Dirazia
Hal itu disampaikan usai ditemui dalam kegiatan Launching Blueprint Pembangunan Kependudukan Indonesia 2045 pada Momentum Harganas di Semarang, Kamis (27/6/2024).
"Kalau tidak ada variabel pendukung saya ragu-ragu, kan penerima bantuan harus memenuhi variabel tertentu ada kemiskinan ekstrim ada janda tua miskin, yang terlantar. Kalau tidak ada itu bagaimana, kalau ada seperti itu tidak judol juga bisa dibantu, jadi jangan pakai hanya indikator judi online," tutur dokter Hasto.
Pihaknya pun berencana melakukan penelitian lebih lanjut apakah judi online mempengaruh pada ketahanan suatu keluarga.
Kondisi ini merujuk pada angka perceraian yang tinggi terjadi akhir-akhir ini.
"Mudah-mudahan kamk bisa meneliti apakah unsur judi online ini mempengaruhi perceraian. karena judi online banyak dilakukan menengah kebawah, cenderungnya bapak-bapak kepala rumah tangga yang ikut daripada ibu-ibu. Bagaimana anggota keluarganya bisa terus tumbuh kalau begitu," jelas dia.
Ia menegaskan, judi bertentangan dengan keluarga berencana yang terus digencarkan pemerintah.
Baca juga: Ternyata Ada 82 Anggota DPR RI Terlibat Judi Online, MKD Segera Proses
“Keluarga berkualitas itu penting, supaya bisa betul-betul menopang kehidupan dan harus cerdas. Keluarga yang dianggap berkualitas itu adalah keluarga yang tenteram, mandiri dan bahagia,” ungkap dokter Hasto.