Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

BKKBN: Fenomena Childfree Belum Jadi Ancaman Kependudukan di Indonesia

Kendati demikian, pemerintah tetap berupaya agar fenomena enggan punya anak, tidak terjadi di Indonesia dengan menyiapakan beragam regulasi pendukung.

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Willem Jonata
zoom-in BKKBN: Fenomena Childfree Belum Jadi Ancaman Kependudukan di Indonesia
Tribunnews.com/ Rina
Deputi Bidang Pengendalian Penduduk BKKBN, Bonivasius Prasetya Ichtiarto saat kegiatan di UNPFA di Menara Thamrin, Jakarta, Kamis (11/7/2024). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Deputi Bidang Pengendalian Penduduk, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Bonivasius Prasetya Ichtiarto menilai, fenomena child free atau tidak memiliki anak belum menjadi ancaman kependudukan di Indonesia.

Hal ini merujuk pada angka kelahiran di Indonesia atau total fertility rate (TFR).

Meski mengalami penurunan, namun mayoritas pasangan di Indonesia masih memiliki anak.

"Kalau saya masih melihat ini belum ancamannya child free ini. TFR di bawah 2 itu hanya 3 provinsi, yaknk DKI Jakarta, Banten dan DI.Yogyakarta," urai dia dalam kegiatan di UNFPA, Jakarta, Kamis (11/7/2024).

Ia menjelaskan, kondisi pasangan hanya punya anak 1 atau 2 bahkan tidak memiliki anak meski menikah merupakan fenomena yang memang banyak terjadi di negara-negara maju, dimana penduduk tersebut tinggal di kota-kota besar yang penduduknya cenderung sibuk.

Seperti di Jepang, negara ini mayoritas perempuannya enggan punya anak, karena jika hamil, perempuan yang bekerja akan berhenti bekerja.

Baca juga: Putuskan Childfree, Sebagian Wanita Sebut Hong Kong Bukan Tempat Terbaik Besarkan Anak

BERITA REKOMENDASI

Selain itu memiliki anak dianggap menambah beban bagi pasangan.

"Kenapa child free, karena repot. Perempuan di Jepang tidak punya cuti, jadi harus keluar pekerjaannya. Negara mereka tidak support, tidak punya UU yang mengatur perempuan bisa cuti hamil," jelasnya Bonavasius.

Sementara di Indonesia berbeda, pemerintah mendukung perempuan yang bekerja tetap bisa hamil dan menjaga anak pascamelahirkan dengan cuti hamil selama 3 bulan.

"Perempuan bekerja di Indonesia nyaman punya anakpun masih mempunyai pekerjaan," kata dia.

Meski demikian, pemerintah tetap berupaya agar fenomena enggan punya anak itu tidak terjadi di Indonesia dengan menyiapakan beragam regulasi pendukung.


"Masih panjang kita ke arah sana (child free) karena angka FTR di atas 2 masih banyak di provinsi-provinsi di Indonesia lain. Tapi kita harus aware soal child free ini," harap Bonivasius.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas