PLTB Kaktus Inovasi Dosen Fakultas Teknik Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca
Dosen Fakultas Teknik Universitas Katolik Indonesia (Unika) Atma Jaya mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) berbentuk kaktus.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Wahyu Aji
Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dosen Fakultas Teknik Universitas Katolik Indonesia (Unika) Atma Jaya mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) berbentuk kaktus.
Inovasi ini merupakan bagian dari komitmen Atma Jaya dalam mendukung keberlanjutan dan pengurangan dampak perubahan iklim.
PLTB kaktus ini merupakan hasil penelitian yang dilakukan oleh dosen Fakultas Teknik, Unika Atma Jaya, Ir. Tajuddin Nur, MT, Ph.D.
Tajuddin merancang PLTB kaktus untuk mengoptimalkan pemanfaatan energi angin dalam bentuk hembusan angin di daerah dengan kecepatan angin yang tidak stabil.
"Dengan inovasi ini, diharapkan PLTB dapat memenuhi kebutuhan listrik dalam lingkungan kampus dan memberikan kontribusi positif bagi penyediaan energi di daerah sekitarnya," ujar Tajuddin, melalui keterangan tertulis, Sabtu (10/8/2024).
Untuk memaksimalkan daya yang dihasilkan oleh pembangkit, PLTB ini dirancang terintegrasi dengan tiga set turbin serta generator magnet permanen sehingga menyerupai “pohon kaktus”.
Bentuknya yang unik menyerupai kaktus, memungkinkan turbin untuk menangkap angin dari berbagai arah.
Selain itu, penggunaan material tertentu pada baling-baling turbin juga dapat meningkatkan efisiensi konversi energi angin menjadi listrik.
“Dengan kondisi topografi di Unika Atma Jaya, Kampus BSD, maka pembangunan PLTB dapat menjadi pilihan yang tepat. Kampus BSD Unika Atma Jaya berada pada lokasi yang strategis, diapit oleh dataran tinggi dan rendah sehingga menciptakan kondisi ideal untuk pemanfaatan angin secara konsisten," katanya.
Pengembangan PLTB kaktus oleh Unika Atma Jaya merupakan langkah nyata dalam mendukung upaya menuju keberlanjutan lingkungan.
Dengan memanfaatkan angin sebagai sumber energi utama, dapat mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan berkontribusi dalam upaya mengurangi emisi gas rumah kaca.
Meskipun kecepatan angin bersifat dinamis, akan tetapi PLTB tersebut dapat beroperasi selama 24 jam sehari dan dapat menghasilkan listrik dalam kuantitas besar.
Baca juga: Barito Renewables Rampungkan Akuisisi PLTB Sidrap Senilai 102,2 Juta Dolar AS
Dengan adanya suplai listrik yang melimpah, maka kampus dan daerah sekitarnya akan merasakan manfaat dari pasokan energi yang bersih dan berkelanjutan.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of
Follow our mission at sustainabilityimpactconsortium.asia
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.