Sejumlah Kiai NU Kumpul di Madura Serukan Muktamar Luar Biasa PBNU, Ingin Dongkel Gus Yahya?
Juru Bicara Munas Alim Ulama NU KH Abdussalam Shohieb menuduh, elite PBNU hasil Muktamar Lampung telah jauh membawa NU ke ranah politik praktis.
Penulis: Reza Deni
Editor: Acos Abdul Qodir
Mereka pun mempertotonkan aksi-aksi kebulatan tekad hingga gelar pasukan untuk menunjukkan keseriusan dalam berkonflik dengan saudara mereka sendiri.
“Situasi ini membuat miris kami semua, betapa hanya untuk target-target politik segelintir orang mereka menggunakan tegas mempolitisasi PBNU untuk menyerang sesama Nahdliyin,” katanya.
Manuver politik elit PBNU, kata Gus Salam sangat meresahkan Nahdliyin. Agresifitas elit PBNU juga merusak Marwah NU sebagai entitas keagamaan yang didirikan para ulama untuk menjadi pengayom bangsa.
"Dalam berbagai manuver elit PBNU lebih tampak sebagai makelar politik alih-alih sebagai alim ulama yang harusnya menjadi pengayom dan berdiri di atas semua kepentingan anak bangsa. Situasi ini tentu meresahkan dan membuat kebingungan di akar rumpur nahdliyin," ucapnya.
Berangkat dari keprihatinan tersebut, sejumlah kiai NU memutuskan untuk membentuk Presidium Penyelamat Organisasi NU (PPONU).
"Wadah ini sebagai sarana komunikasi sekaligus koordinasi untuk menyiapkan ajang Muktamar Luar Biasa NU," kata dia
“Tugas utama presidium melakukan koordinasi, konsolidasi, dan menyosialisasikan Amanah Bangkalan kepada para pengasuh pesantren, PWNU-PCNU se-Indonesia, PCINU se-dunia, badan otonom dan lembaga NU,” tandas Gus Salam.
Baca juga: Sosok Pengganti Airlangga Ditentukan dalam Rapimnas dan Munas 20-21 Agustus 2024 di JCC