EKSKLUSIF: Eks Bos Jamaah Islamiyah Ungkap Bahan Peledak dan DPO Telah Diserahkan ke Densus 88
Mereka menyerahkan bahan peledak tersebut di antaranya di Lombok Utara, Jawa Tengah, dan Sulwesi Tengah pada tahun 2024.
Penulis: Gita Irawan
Editor: Acos Abdul Qodir
Sulawesi Tengah
1. 1 pucuk senjata api pabrikan jenis revolver
2. 1 pucuk senjata api pabrikan jenis FN
3. 240 butir amunisi kaliber .223
4. 13 butir amunisi kaliber .9 mm
5. 2 butir amunisi kaliber .38
Baca juga: Media Israel Terheran-heran, Kok Bisa Rudal Houthi Menghindari Radar Canggih IDF dan Amerika?
Para menjelaskan setelah pembubaran JI pada 30 Juni 2024 lalu, pihaknya tengah berupaya agar para mantan anggota JI menyerahkan seluruh senjata, termasuk bahan peledak yang dimilikinya kepada polisi.
Ia mengatakan hal tersebut menegaskan komitmen para mantan anggota JI untuk kembali ke pangkuan NKRI.
Selain itu, kata dia, barang-barang tersebut juga diserahkan para mantan anggota JI karena dikhawatirkan "gatal" atau memiliki hasrat untuk menggunakan senjata atau bahan peledak yang mereka miliki.
Hal tersebut, kata dia, mengingat sebagian dari mantan anggota JI memiliki keahlian untuk menggunakannya.
Ia mencontohkan para mantan anggota JI yang saat ini masih berada di Suriah juga memiliki kemampuan lain, di antaranya pilot drone dan juga penembak jitu.
"Nah, kalau memang dulu ada niat berontak, ya kita punya senjata. Tapi, kalau sekarang kita kembali pada manhaj ahlusunnah wal jamaah. Artinya, tidak akan berontak. Kami pikir kontraproduktif memiliki senjata. Takutnya gatal," kata dia.
"Kita ini kan punya skill. JI ini seperti tadi diceritakan ada alumni Afghanistan, ada alumni Moro, sekarang ditambah alumni Suriah."
Selain itu, mantan pendiri JI Abu Rusydan, mengatakan telah melaporkan daftar anggota JI yang masuk ke dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) kepolisian kelada Densus 88.