Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

PROFIL Ketua FBR Lutfi Hakim yang Sebut Gerakan Coblos 3 Paslon Anak Abah Sebagai Gerakan Pecundang

Ketua Forum Betawi Rempug (FBR), Lutfi Hakim mengkritik  gerakan coblos tiga paslon yang mengemuka belakangan ini. Berikut sosoknya.

Penulis: Malvyandie Haryadi
zoom-in PROFIL Ketua FBR Lutfi Hakim yang Sebut Gerakan Coblos 3 Paslon Anak Abah Sebagai Gerakan Pecundang
Tribunnews.com
Ketua Umum Forum Betawi Rempug (FBR), Lutfi Hakim. Ia mengkritik tajam gerakan coblos tiga paslon yang mengemuka belakangan ini 

Kelompok pertama yang lebih Islamis ini dekat dengan kubu Ridwan Kamil-Suswono. 

Sementara kelompok yang kritis terhadap pemerintah akan cenderung merapat ke kubu Pramono Anung-Rano Karno. 

Kedua kelompok ini kemungkinan akan memilih dua paslon tersebut. 

"Tetapi kita akan melihat ya kelompok mana yang secara proporsional lebih besar daripada yang lain. Tetapi saya kira yang umum Anies Baswedan ini benar-benar mewakili kecenderungan di masyarakat yang tidak puas dengan kondisi yang ada sekarang ini terjewantahkan ke dalam gerakan coblos semua calon," pungkasnya. 

Gerakan Anak Abah disebut wajar

Gerakan Anak Abah berencana mencoblos semua pasangan calon gubernur dan wakil gubernur di Pilkada Jakarta 2024. 

Menurut pengamat politik, Saidiman Ahmad, gerakan tersebut wajar terjadi. 

Berita Rekomendasi

Pasalnya, munculnya gerakan itu karena adanya aspirasi publik yang sangat besar tapi tidak terwadahi dari tiga paslon tersebut. 

"Pemilih Anies ditambah dengan pemilih Ahok itu kalau kita jumlahkan lebih dari 60 persen sampai 70 persen. Artinya, sangat besar sebetulnya warga Jakarta yang tidak terkanalisasi dalam Pilkada Jakarta sekarang ini," ujar Saidiman seperti dikutip dari Nusantara TV yang tayang pada Senin (16/9/2024). 

Maka tak heran, banyak dari pendukung dari kedua tokoh itu kecewa. 

"Kalau ada gerakan untuk mencoblos semua pasangan itu, saya kira sangat wajar. Itu adalah bentuk kekecewaan," ucapnya. 

Namun, Saidiman tidak melihat adanya sebuah ajakan atau kampanye yang dilakukan oleh gerakan ini untuk mengajak golput atau tidak memilih. 

Gerakan ini dinilainya spontanitas belaka. 

"Karena itu muncul dari macam-macam akun media sosial, macam-macam orang yang saya sebetulnya tidak tahu mereka dan saya belum melihat public figure yang benar-benar melakukan ajakan atau kampanye untuk itu," ucapnya. 

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas