Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Menakar Power Politik Jokowi jika Dirikan Partai Sendiri, Bisa Bersaing dengan Partai Lain?

Puncak ujian bagi Jokowi adalah mendirikan partai politik sendiri. Hal itu sebagai ajang pembuktian power politiknya di kancah perpolitikan nasional.

Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Nuryanti
zoom-in Menakar Power Politik Jokowi jika Dirikan Partai Sendiri, Bisa Bersaing dengan Partai Lain?
Tribunnews.com/ Taufik Ismail
Lukisan Joko Widodo (Jokowi) yang terpasang di dinding Istana, Senin, (21/10/2024). Puncak ujian bagi Jokowi adalah mendirikan partai politik sendiri. Hal itu sebagai ajang pembuktian power politiknya di kancah perpolitikan nasional. 

Namun, ada berbagai dorongan agar Jokowi membuat partai politik (parpol) sendiri setelah dipecat dari PDIP.

Lalu bagaimana eksistensi Jokowi di kancah perpolitikan Indonesia jika dirinya benar-benar mendirikan parpol sendiri?

Dirikan Partai Sendiri Jadi Ajang Pembuktian Jokowi Bisa Besar Tanpa PDIP

Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia (PPI), Adi Prayitno menjadi salah satu sosok yang menginginkan Jokowi mendirikan partai sendiri setelah lengser dari Presiden RI.

Adi mengatakan hal itu perlu dilakukan menjadi ajang pembuktian bahwa Jokowi memang sosok besar.

"Tapi bagi saya, ketimbang bergabung dengan partai yang sudah ada, saya itu dari dulu berharap sosok besar dan hebat seperti Pak Jokowi bikin partai," katanya dalam program GASPOL di YouTube Kompas.com dikutip pada Kamis (19/12/2024).

Adi mengatakan didirikannya partai sendiri menjadi ajang pembuktian bahwa Jokowi bisa eksis di dunia perpolitikan nasional tanpa sokongan dari PDIP.

Bahkan, sambungnya, hal tersebut bisa menjadi ajang 'balas dendam' Jokowi yang dipecat dari PDIP.

Berita Rekomendasi

"Dan itu tunjukkan bahwa partai (yang didirikan) Pak Jokowi itu setara dengan PDIP atau bahkan melebihi PDIP," jelasnya.

Dia menilai, jika Jokowi hanya bergabung dengan partai besar saat ini seperti Partai Gerindra atau Golkar, maka mantan Wali Kota Solo bisa dikatakan memang tidak memiliki kekuatan politik sebagai individu.

Adi juga mengungkapkan pendirian partai oleh Jokowi juga sebagai ajang pembuktian apakah dirinya bisa bersaing dengan partai yang sudah eksis terlebih dahulu.

"Kalau Pak Jokowi bergabung dengan Gerindra, partai yang sudah establish dan punya presiden atau bergabung dengan Golkar, partai yang cukup lama 60 tahun dan pemenang Pileg kedua hari ini, ya nggak kelihatan Pak Jokowi itu kompetitif dan bersaing dengan partai yang lain," jelas Adi.

Dia berharap apabila Jokowi benar-benar mendirikan partai sendiri, maka level power politiknya bisa setara dengan Presiden RI ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang mendirikan Partai Demokrat.

Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Sukarnoputri (tengah) berbincang dengan Presiden Joko Widodo (kiri) dan Bakal Capres Ganjar Pranowo (kanan) saat berlangsungnya Rakernas PDI Perjuangan di Jakarta, Selasa (6/6/2023). PDIP resmi memecat Joko Widodo dari status kader PDIP sejak hari ini, Senin 16 Desember 2024.
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Sukarnoputri (tengah) berbincang dengan Presiden Joko Widodo (kiri) dan Bakal Capres Ganjar Pranowo (kanan) saat berlangsungnya Rakernas PDI Perjuangan di Jakarta, Selasa (6/6/2023). PDIP resmi memecat Joko Widodo dari status kader PDIP sejak hari ini, Senin 16 Desember 2024. (dok. Antara/Akbar Nugroho)

Serta Presiden Prabowo Subianto sebagai pendiri Partai Gerindra dan eksis hingga mengantarkannya sebagai pemenang Pilpres 2024.

"Gerindra tanpa Pak Jokowi itu tetap kuat kok. Lalu, Partai Golkar tanpa Pak Jokowi juga kuat kok," tuturnya.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas