Komnas HAM Turun Tangan Pantau Kasus Penembakan Bos Rental, Bakal Gali Fakta Lewat Keluarga Korban
Komnas HAM RI melakukan pemantauan terhadap kasus penembakan oknum TNI AL yang menewaskan bos rental mobil Tangerang Ilyas Abdurahman
Penulis: Gita Irawan
Editor: Adi Suhendi
Denih juga menegaskan komitmen TNI AL untuk mengusut kasus tersebut secara transparan.
Dirinya juga tak segan-segan untuk menindak tegas prajurit yang terbukti bersalah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlakum
"TNI AL sangat menghormati proses hukum, dengan menjunjung tinggi asas praduga tak bersalah, dalam penjelasan ini tidak ada yang ditutup-tutupi, semua terbuka," ujar dia.
"Kami ingin menegaskan sikap TNI AL, bahwa siapapun anggota kami bila terbukti bersalah kami akan tindak tegas sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku di TNI," sambungnya.
Ia juga mengatakan pihaknya akan mendatangi rumah duka untuk mengucapkan belasungkawa langsung kepada keluarga korban.
Selain itu, Denih juga mengatakan pihaknya akan memberikan santunan kepada keluarga korban terkait kejadian tersebut.
"Jadi sekali lagi tentu saja belasungkawa dan mungkin nanti ada bantuan untuk bisa kami berikan kepada mereka," kata Denih.
Anak Korban Bantah Pengeroyokan
Anak pertama dari korban tewas almarhum Ilyas Abdurahman, Agam Muhammad Nasrudin (26), menyayangkan pernyataan Pangkoarmada RI Laksdya TNI Denih Hendrata yang menyebut bahwa mereka melakukan pengeroyokan terhadap oknum anggota TNI AL tersebut.
Agam membantah pernyataan itu dengan tegas.
"Aduh saya merasa susah banget mencari keadilan di negara ini. Karena nggak sesuai dengan fakta yang sebenarnya terjadi. Kita tidak mengeroyok. Waktu kita di rest area, waktu itu dia lah yang menodongkan pistol di Saketi," kata dia di Mako Koarmada RI Jakarta Pusat pada Senin (6/1/2025).
"Makanya ada di video (viral) itu, 'mana pistol kamu, mana pistol kamu. Jatuhkan'. Bapak saya sebenarnya menyelamatkan untuk menghindari pistol tersebut. Ternyata dari jauh sudah dapat pengawalan, ditembak lah ayah saya dari situ. Pak Ramli kebetulan tertembak di bagian perut," lanjutnya.
Ia mengaku sebelum kejadian penembakan di rest area tersebut, almarhum ayahnya sempat mengajak oknum TNI AL bicara baik-baik saat melakukan pengejaran pertama.
Agan menceritakan setelah GPS di mobil yang disewakannya terdeteksi dicopot, ia dan rombongan keluarganya langsung berangkat mengejar mobil yang diduga hendak dicuri tersebut.
Kejadian itu, menurutnya terjadi sekira satu jam sebelum ayahnya tewas ditembak oleh oknum TNI AL.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.