Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Termasuk Aset Berisiko, Kripto Bergantung Juga ke Dolar AS, Investor Diminta Tidak Salah Perhitungan

Pengamat keuangan Ariston Tjendra mengatakan, kripto termasuk dalam kategori aset berisiko, meski memiliki tingkat imbal hasil tinggi.

Editor: Sanusi
zoom-in Termasuk Aset Berisiko, Kripto Bergantung Juga ke Dolar AS, Investor Diminta Tidak Salah Perhitungan
IST
Ilustrasi: Pengamat keuangan Ariston Tjendra mengatakan, kripto termasuk dalam kategori aset berisiko, meski memiliki tingkat imbal hasil tinggi. 

Di Twitter, beberapa orang juga menceritakan kerugiannya atau orang terdekatnya. Jumlahnya beragam, ada yang rugi Rp6 juta, Rp100 juta, bahkan sampai miliaran rupiah. Namun, BBC Indonesia belum bisa memverifikasi informasi tersebut.

Tidak hanya Indonesia, semua investor LUNA di berbagai negara juga mengalami hal yang sama. Di forum komunitas Reddit, beberapa orang menyinggung soal bunuh diri terkait kerugian investasi LUNA.

Bahkan sempat beredar kabar ada delapan kasus bunuh diri terkait kejatuhan nilai koin kripto tersebut. Namun, itu diklaim sebagai informasi palsu karena tidak memiliki data yang valid.

Tidak ada kepastian

Peneliti dari Institute for Development of Economis and Finance (INDEF) Nailul Huda mengatakan kepanikan yang terjadi saat ini bukanlah sesuatu yang berlebihan. Dia menilai kepanikan sebagai hal dan wajar dan turut prihatin dengan investor yang harus merugi.

Kepala pusat Inovasi dan Ekonomi Digital INDEF itu mengatakan sebagian besar pasar kripto memang "tidak ada kepastian" dan harganya "sangat fluktuatif".

"Aset kripto ini risikonya sangat tinggi. Tidak bisa diprediksi secara tepat," kata Nailul Huda kepada BBC News Indonesia, Jumat (13/05). Apalagi perubahan harga pada aset-aset kripto, kata Huda, bisa sangat drastis, hanya dalam hitungan jam saja.

Berita Rekomendasi

Mengapa terjadi 'cryptocrash' dan seberapa tidak pastinya pasar kripto?

Jatuhnya harga aset-aset kripto disebabkan oleh sentimen negatif pasar keuangan global, terutama kenaikan inflasi di AS. Pada Maret 2022, inflasi AS mencapai 8,5 % , level tertinggi dalam 40 tahun terakhir.

Akibatnya, Bank Sentral AS, The Fed, menaikkan suku bunga acuan.

Sentimen lainnya berasal dari kondisi pandemi Covid-19 di China. Kebijakan nol Covid dan lockdown ketat juga memicu inflasi di negeri tirai bambu. Pada April 2022, inflasi China mencapai 2,1 % , tertinggi sejak 2021.

Baca juga: Kata Trader Kripto soal Harga UST dan LUNA yang Tidak Stabil

Sentimen-sentimen itu membuat investor melepas aset-aset berisiko seperti kripto dan saham.

Cryptocrash terjadi ketika token-token populer kripto kehilangan 99 % nilainya. Bahkan, koin-koin yang termasuk dalam stablecoin juga terkena imbasnya.

Stablecoin adalah jenis mata uang kripto yang dibuat untuk menawarkan harga yang stabil dan didukung oleh aset cadangan, seperti dolar AS atau emas.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas