Pasar NFT Hilang Pamor, Harga Token Bored Ape Turun 84 Persen
Jumlah tersebut anjlok drastis apabila dibandingkan dengan harga diawal 2022 ketika saat itu NFT berada di puncak kejayaan
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK – Pamor Non Fungible Token (NFT) yang kian memudar perlahan membuat sejumlah harga koleksi token digital ambles, termasuk The Bored Ape Yacht Club (BAYC) yang harganya anjlok sebanyak 84 persen dari puncak tertingginya di awal Januari 2022.
Dimana pada Kamis (17/11/2022) harga NFT Bored Ape Yacht Club dilaporkan berada di level terendah yakni 58,2 ETH atau sekitar 58.168 dolar AS apabila diakumulasikan dalam bentuk rupiah sekitar Rp 912 juta (satuan kurs Rp 15.684).
Jumlah tersebut anjlok drastis apabila dibandingkan dengan harga diawal 2022 ketika saat itu NFT berada di puncak kejayaan, dengan harga yang berada di kisaran 1,3 juta dolar AS atau sekitar Rp 20 miliar.
Baca juga: Proyek Kripto Nusa Akan Lanjutkan Pengembangan Web 3.0 Hingga NFT
Meski dipatok dengan harga yang fantastis namun hal tersebut menyurutkan ambisi para selebriti untuk memiliki token ini, tercatat selama awal Januari 2022 setidaknya ada beberapa artis dan penyanyi internasional yang kepincut dengan token bergambar kera ini diantaranya seperti Jimmy Fallon, Steph Curry, Madonna, Eminem, Gwyneth Paltrow, Snoop Dogg hingga Justin Bieber.
Akan tetapi setelah pasar kripto diterpa bear market sejumlah token digital mulai ikut berjatuhan, tak terkecuali BAYC.
Direktur penelitian untuk NFT Proof, menganalisis penurunan yang terjadi pada harga BAYC merupakan imbas dari kebangkrutan BendDAO, layanan pinjaman peer-to-peer yang memungkinkan pengguna meminjam ether (ETH) terhadap NFT mereka.
Kegagalan BendDAO dalam melikuidasi token digital lantas mendorong pemilik NFT untuk melakukan jual massal, hingga membuat token digital ini mengalami kejatuhan harga.
Sejarah NFT
NFT muncul sebagai evolusi dari teknologi Colored Coins dalam ekosistem blockchain pada 2012 silam. Awalnya, Colored Coins digunakan untuk memverifikasi kepemilikan aset seperti saham dan surat berharga lainnya.
Namun seiring dengan berjalannya waktu, teknologi itu dikembangkan untuk eksperimen aset karya seni hingga akhirnya bisa menghasilkan sebuat NFT atau token digital.
Mengenang Kejayaan NFT
Sebelum harga NFT kompak berada di zona merah, token digital bersertifikat ini sempat mengalami lonjakan peminat. Ketenaran NFT mulai terjadi sejak tahun lalu. Diawali dengan terjualnya sebuah token yang mewakili kolase milik seniman digital Beeple, yang laku di harga 69 juta dolar AS dalam sebuah lelang Christie.
Baca juga: Platform Musik NFT Besutan Musisi Taiwan Hadir di Indonesia, Artis dan Penggemar Bisa Kolaborasi
Sejak saat itu popularitas token digital melesat naik, bahkan ada lebih dari 2,5 juta dompet kripto di dunia yang memegang atau memiliki NFT selama 2021. Menurut penelitian Nonfungible.com, angka tersebut naik dari 75.000 menjadi 89.000 pengguna.