Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Otomotif

Mengenal Sosok Haji Haryanto, Pengusaha Bus AKAP dengan Hampir 300 Armada yang Rajin Santuni Yatim

Yang menarik dari sosok Haji Haryanto yang mantan tentara ini adalah, kepiawaiannya menanamkan nilai-nilai agama pada praktik bisnis transportasinya. 

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Mengenal Sosok Haji Haryanto, Pengusaha Bus AKAP dengan Hampir 300 Armada yang Rajin Santuni Yatim
Tribun Jateng/Raka Pujangga
Haji Haryanto, pendiri dan pemilik PO Haryanto di garasi sekaligus kantor pusat di Ngembal, Kudus, Jawa Tengah, Selasa (30/3/2021). 

"Kalau nggak mau salat saya omelin karena saya tidak mau mereka berbuat dosa," ujar dia.

Menurutnya, pengemudi bus lebih mudah daam melaksanakan ibadah salat karena bisa menjamaknya di perjalanan.

Sehingga, kata dia, tidak ada alasan bagi pengemudi bus untuk meninggalkan salat lima waktu karena masih bisa dikerjakan.

Baca juga: Secuil Kisah PO Family Raya Ceria, Legenda Transportasi Bus AKAP dari Kota Bangko

"Sopir itu termasuk musafir yang menempuh perjalanan jauh, jadi salatnya bisa dijamak. Salat penuhnya kalau sudah berada di rumah," ujarnya.

Haji Haryanto mengakui, rezeki harta yang didapatnya juga digunakan untuk perjuangannya menegakkan agama Islam.

Baca juga: Pandemi Juga Memukul Bisnis Transportasi PO Gumarang Jaya dan Puspa Jaya Lampung

‎Makanya, dia selalu menyediakan beras di kantornya untuk dibagikan kepada kaum dhuafa dan pegawainya yang rajin ibadah.

Tujuannya, kata dia, biar para pegawainya termotivasi untuk selalu beribadah salat lima waktu.

Berita Rekomendasi

"Beras di kantor saya ini suka saya bagikan untuk kaum dhuafa dan pegawai yang rajin ibadahnya," ujar dia.

Untuk menciptakan suasana hubungan kerja yang nyaman, Haji Haryanto berusaha tidak menciptakan hubungan dengan pegawainya seperti majikan.

Namun dia membangun suasana seperti persaudaraan dan layaknya keluarga, ini membuat usaha transportasi yang dirintisnya dapat terus maju dan berkembang dengan sistem kekeluargaan.

"Saya tidak pernah menganggap menjadi majikan dengan pegawai sendiri. Semua sudah seperti saudara," kata dia.

Haryanto menjelaskan, tujuannya menjadi pengusaha bus yang dirintis sejak tahun 2002 itu adalah untuk perjuangan agama.

‎Makanya, busnya dia beri simbol Menara Kudus dan kalimat shalawat nabi pada kaca armada busnya, semata-mata niatnya memberikan kebaikan.

"Saya ingin punya bus untuk perjuangan agama, semua nggak diduga berjalan begitu saja," ujar dia.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jateng
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas