Kontribusi Industri Otomotif Terhadap PDB Nasional Diprediksi Turun Rp 4,21 Triliun di 2024
Kemenperin berharap tahun 2025 menjadi momen kembalinya industri otomotif untuk berkontribusi lebih ke PDB Nasional
Penulis: Lita Febriani
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Target penjualan mobil di Indonesia turun ke angka sekitar 850.000 unit pada 2024. Angka tersebut direvisi pada Oktober lalu, usai pada awal 2024 penjualan dibidik mencapai 1 juta unit.
Dengan melemahnya daya beli masyarakat yang berpengaruh pada penjualan mobil baru, juga berimbas pada kontribusi industri ini terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
Baca juga: Kemenperin: 25 Provinsi Tunda Penerapan Kenaikan Pajak Opsen untuk Kendaraan Bermotor
Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian Setia Diarta, memperkirakan kontribusi otomotif turun sekitar Rp 4,21 triliun terhadap PDB tahun 2024.
"Kalau kita lihat dari 2024 ini signifikansinya terhadap PDB, industri otomotif kami diperkirakan turun sebesar Rp 4,21 triliun pada tahun 2024. Kita bisa lihat dampak dari penurunan ini dari sisi input dan sisi output, baik di backward linkage-nya maupun di forward linkage-nya," jelas Setia dalam diskusi Prospek Industri Otomotif 2025 dan Peluang Insentif dari Pemerintah di Kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta, Selasa (14/1/2025).
Baca juga: Selain Kenaikan PPN, Opsen Pajak Juga Bikin Berat Industri Otomotif Tahun Ini
Backward linkage bisa dikenal sebagai sisi input, dimana ada industri-industri terkait yang menjadi pendorong atau supplier-supplier bagi industri otomotif.
"Kemudian forward linkage juga kami hitung. Kami coba analisa dan ini juga kita bisa melihat output sektor-sektor industri ini juga mengalami penurunan," ucapnya.
Secara total, Kemenperin mencatat backward linkage industri otomotif mengalami penurunan Rp 4,11 triliun, sedangkan forward linkage turun sekitar Rp 3,5 triliun, dibandingkan tahun 2023.
Kemenperin berharap tahun 2025 menjadi momen kembalinya industri otomotif untuk berkontribusi lebih ke PDB Nasional. Oleh karenanya, berbagai kebijakan relaksasi telah disiapkan pemerintah.
"Mengingat sektor otomotif ini sangat penting untuk pertumbuhan ekonomi kita, maka di tahun 2025 kita juga datang dengan beberapa kebijakan baru, dengan mengusulkan kebijakan (insentif) baru," ucapnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.