DPR Dorong Kemendikbud Berikan Terobosan Baru untuk Pelaku Seni dan Budaya
Hingga saat ini para pelaku seni dan budaya masih terbatas melakukan kreativitas kegiatannya, karena pandemi belum usai.
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Johnson Simanjuntak
Dalam kondisi saat ini, Hetifah menyebut mitra Komisi X DPR RI yakni Kemendikbud tetap melaksanakan kegiatan rutin yang mendukung sektor seni dan budaya dengan menghadirkan beberapa kegiatan terkait.
"Di antaranya Pekan Kebudayaan Nasional, Indonesia bercerita, Kanal Indonesiana, Musik Magi dan Musik Lapo (pengembangan music tradisi), Piala Citra dan Indonesiana Films (festival film), World Music Expo, serta ragam talkshow dan webinar konten nusantara," ujarnya.
Dia juga memastikan kalau DPR akan terus memberi ruang kepada para pelaku seni akan tetap dapat berkreasi dengan tiga aspek yaitu Pengawasan, Anggaran, dan Legislasi.
Seperti dalam aspek anggaran, Hetifah menyatakan DPR mendukung anggaran sebesar 1.2 Triliun tahun 2022 bagi Ditjen Kebudayaan Kemendikbudristek. Sebesar Rp. 235,1M dari anggaran tersebut ditujukan khusus untuk Kegiatan-kegiatan Pemajuan dan Pelestarian Kebudayaan.
"Dalam aspek pengawasan, kami terus melakukan berbagai Rapat Dengar Pendapat dengan berbagai pihak seni dan budaya di Indonesia. Mulai dari akademisi, praktisi, industry, swasta, dan lainnya. Kami juga aktif melakukan rapat evaluasi program dengan Kemdikbud untuk memastikan bahwa kebijakan telah tepat menyasar para pelaku seni dan budaya," ujarnya.
Sementara untuk aspek legislasi, Hetifah memastikan bahwa Undang-Undang No 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan dapat diterapkan dengan baik.
Hal ini memastikan ketahanan dan kontribusi budaya Indonesia di tengah peradaban dunia dapat terjaga melalui Pelindungan, Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan Kebudayaan.
Anggota DPR RI Dapil Kaltim tersebut menyambut baik dengan adanya program Pekan Kebudayaan Nasional (PKN), meski begitu program tersebut jangan hanya menyajikan hal yang biasa seperti pada umumnya perlu ada sesuatu yang beda dari sebelumnya.
Sesuatu yang baru tersebut dalam PKN itu seperti merangkum berbagai bentuk budaya Indonesia melalui ragam acara seperti kompetisi, konferensi, lokakarya, pasar budaya, serta parade mahakarya.
"Jadi, semua pelaku budaya dan masyarakat umum dapat berpartisipasi pada acara sesuai keahlian atau ketertarikannya. Misal, jika tertarik ranah akademis bisa menjadi pembicara di konferensi, jika ingin belajar atau praktik bisa ikut lokakarya, jika ingin membeli produk bisa ke pasarbudaya," ucapnya.
Hetifah menyebut pelaksanaan PKN tahun 2020 juga telah memanfaatkan teknologi digital dengan baik. Ada ragam video di youtube, seminar online, dan juga pasar lewat e-commerce. Untuk itu pelaksanaan PKN ini harus terus dilanjutkan dan promosi terus ditingkatkan.
"Saya mendorong agar PKN terus dilanjutkan. Akan tetapi, tahun 2021 ini saya berharap agar promosi PKN ditingkatkan, kalau bisa dibuat gimmick agar viral. Dengan begitu, perhatian serta partisipasi masyarakat umum akan semakin maksimal," pungkasnya.