Mutiara Ramadan: Puasa Pilar Kemajuan
Puasa tidak dilihat sebagai tujuan, tetapi merupakan manifestasi pengabdian kepada Tuhan, yang mengandung aspek latihan spiritual.
Editor: Dewi Agustina
Prof Dr Komaruddin Hidayat
Guru Besar UIN Syarif Hidayatulah
SATU di antara kata kunci memahami puasa adalah "imsak" atau menahan diri.
Untuk apa menahan diri, apanya yang ditahan, dan adakah hubungan antara sikap menahan diri dengan etos kemajuan sebuah bangsa?
Jika yang dimaksudkan dengan kemajuan ialah proses pembangunan rasional berencana untuk menyejahterakan rakyat dan mengajak mereka untuk melihat jauh ke depan, logika dan etos puasa dan kemajuan memiliki titik singgung dan garis impit.
Sebagaimana puasa, sebuah kemajuan atau modernisasi akan mengalami kegagalan jika para pelakunya tidak mampu menahan diri ketika dihadapkan pada godaan yang menawarkan kenikmatan sesaat sehingga mengorbankan kenikmatan yang lebih besar pada hari esok.
Lebih dari itu, sebagaimana juga dalam ibadah puasa, modernisasi bangsa ini akan dinilai kurang berhasil kalau dalam praktiknya tidak mampu mewujudkan kepedulian sosial secara nyata, sebagaimana diisyaratkan oleh perintah berzakat fitrah dalam rangka memperbaiki nasib para fakir miskin.
Baca: Kenali Gejala Awal & Penyebab Kanker Nasofaring, Penyakit yang Renggut Nyawa Ustaz Arifin Ilham
Dalam melakukan pembangunan, jangan hendaknya slogan dan seremoni formal mengaburkan fungsi, proses, dan sasaran pembangunan yang lebih sejati.
Sebagaimana juga jangan ibadah Ramadan ini berhenti pada ritual formal, tetapi hikmah yang hendak diraih malah terlewatkan.
Puasa sesungguhnya tidak hanya dikenal dalam ajaran Islam, tetapi juga pada agama-agama besar lainnya.
Sebagai ritual keagamaan, puasa tidak dilihat sebagai tujuan, tetapi merupakan manifestasi pengabdian kepada Tuhan, yang mengandung aspek latihan spiritual yang memiliki sasaran di luar dirinya.
Baca: Tito Karnavian, Luhut, Wiranto, hingga Adian Napitupulu jadi Target Ancaman Penculikan & Pembunuhan
Karena ibadah bukanlah tujuan akhir. Dalam Islam berbagai perintah dan aturan agama itu dikenal sebagai istilah syariat.
![Santri Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah membaca AlQuran ketika melaksanakan tadarus massal pada Ramadan 1439 H, di Medan, Sumatera Utara, Senin (21/5/2018). Kegiatan yang diikuti sedikitnya 2.500 santri tersebut, merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan pada bulan Ramadan.TRIBUN MEDAN/RISKI CAHYADI](http://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/tadarus-massal_20180521_165451.jpg)
Istilah lain yang mirip dengan syariat ialah tariqah, sabil, dan shirat.
Kesemuanya itu bermakna jalan. Secara sederhana saja kita bisa memahami bahwa fungsi jalan adalah untuk dilalui dalam rangka menuju suatu titik tujuan.
Tiga Pesan