Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Umat Beragama Jangan Terprovokasi Kasus Penusukan Sihombing

Pasca insiden penganiayaan terhadap dua pemuka Jemaat HKBP Pondok Timur Indah, Bekasi, beredar pesan singkat bahwa aksi dilakukan kelompok tertentu.

Editor: OMDSMY Novemy Leo
zoom-in Umat Beragama Jangan Terprovokasi Kasus Penusukan Sihombing
Tribunnews.com/Adiatma Putra Fajar
Damien Dematra memegang novel Aku Bakar Kau Bakar. 
Laporan wartawan tribunnews.com, M Ismunadi

TRIBUNNEWS.COM, BEKASI --- Pasca insiden penusukan dan pemukulan terhadap dua pemuka Jemaat HKBP Pondok Timur Indah, Bekasi, beredar pesan singkat bahwa aksi dilakukan kelompok tertentu. Umat diminta tidak terprovokasi kasus dimaksud.

Dalam pesan singkat yang beredar itu, menyebutkan, bahwa aksi penusukan penatua atau sintua Sihombing itu dilakukan oleh kelompok tertentu. Dan informasi itu sampai juga ke Damien Dematra, Kordinator Gerakan peduli Pluralisme.

"Saya sudah konfirmasi ke kelompok tersebut, dan mereka mengaku tidak melakukannya. Bahkan mereka baru tahu peristiwa kemarin itu dari saya," ungkap Damien Dematra, ditemui di Rumah Sakit Mitra Keluarga Bekasi Timur, Bekasi, Jawa Barat, Senin (13/9/2010).

Meski demikian, Damien enggan memberitahukan, kelompok dimaksud yang mana yang dikabarkan melakukan hal itu.

"Yah kita tahu lah kelompok mana. Tapi dengan tegas mengaku tidak melakukannya. Kalau ada anggota mereka yang terlibat maka akan dipecat," katanya.

Meski demikian Damien berharap agar umat dan masyarakat tidak terprovokasi isu isu terkait penusukan penatua Sihombing.

Seperti diketahui, dua pemuka Jemaat HKBP Pondok Timur Indah, yaitu Pendeta Luspida Simanjuntak dan Penetua Asian Sihombing mengalami pemukulan dan penusukan saat hendak menjalankan ibadah di lapangan kosong, Kampung Ciketing Asem, Bekasi, Jabar, Minggu (12/9/2010).

BERITA REKOMENDASI

Luspida mengalami luka di kepala akibat dipukul benda keras. Sedangkan Sihombing harus menjalani operasi besar karena luka robek di bagian perut.

Damien mengatakan GPP sangat menyayangkan insiden tersebut. Berdasarkan pengamatan GPP, ada skenario untuk membenturkan umat beragama di Indonesia.

"Setelah rencana pembakaran Al Quran yang gagal, mereka mencoba cara lain. Apalagi dengan beredarnya SMS seperti yang saya sebutkan tadi," tutur Damien.

"Diharapkan dengan beredarnya informasi seperti itu, masyarakat terpancing dan melakukan balas dendam. Tapi masyarakat kan tidak sebodoh itu," tegasnya seraya menghimbau masyarakat untuk menahan diri dalam menghadapai masalah ini.

"Kita dari GPP akan melakukan penyelidikan. Posisi kita kan netral, kita tidak ada pada kelompok-kelompok tertentu," imbuh Damien.


Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas