Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Inilah Enam Tuntutan Terkait Insiden Penusukan Penatua di Bekasi

Insiden penusukan penatua jemaat HKBP di Bekasi menuai kecaman kertas khususnya di Sulawesi Utara, daerah di Indonesia dengan mayoritas penduduk

Editor: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Inilah Enam Tuntutan Terkait Insiden Penusukan Penatua di Bekasi
TRIBUNNEWS.COM/BIAN HARNANSA
TUNTUT KEBEBASAN BERAGAMA. Massa dari Forum Solidaritas Kebebasan Beragama berunjuk rasa menuntut hak atas kebebasan beribadah di kawasan Silang Monas, Jakarta, Minggu (15/8/2010). Mereka mengecam tindak kekerasan dalam proses penyegelan tanah yang akan dijadikan rumah ibadah Jemaat gereja HKBP Pondok Timur Bekasi dan menuntut pemerintah menjamin hak-hak warga negara untuk beribadah,beragama, dan berkeyakinan. (TRIBUNNEWS.COM/BIAN HARNANSA) 
Laporan Wartawan Tribun Manado, David Perdana Kusuma

TRIBUNNEWS.COM, , AMURANG - Aksi damai yang dilakukan elemen pemuda kristen Sulut, sebagai bentuk keprihatinan atas penikaman Jemaat HKBP di Bekasi yang dipusatkan di Manado, juga diikuti elemen pemuda kristen asal Minahasa Selatan (Minsel), Sulawesi Utara (Sulut).

Mereka yang ikut aksi damai tersebut terdiri dari GAMKI Minsel dan Pemuda GMIM.

"Aksi ini sebagai bentuk keprihatinan kami terhadap apa yang dialami jemaat HKBP di Bekasi, dimana diduga dilakukan oleh anggota FPI," ujar Henli Tuela Ketua GAMKI Kecamatan Sulta dalam rilisnya kepada Tribun Manado.

Mereka pun memberikan enam tuntutan yang harus dilakukan pemerintah, termasuk media massa, yaitu.

1. Pemerintah harus Mencabut SKB 3 menteri, yang menjadi satu di antara akar permasalahan di negara ini.

2.Pemerintah dan Negara harus membubarkan FPI, karena organisasi ini menjadi awal dan contoh     tindakan anarkisme di Negara ini dan sekaligus membubarkan Organisasi-organisasi Agama yang radikal.

3.Pemerintah harus tegas atas jaminan kebebasan beragama dan beribadah di Indonesia, karena menurut kami sangat lemah dalam hal ini.

BERITA REKOMENDASI

4.Pemerintah dianggap lemah dalam penegakan hukum dalam kasus2 seperti ini.

5.Transparansi pemberitaan media kepada warga terhadap sejumlah kasus seperti ini.

6.Jika hal ini dibiarkan terus menerus, maka ada gejala Genosida atau pemusnahan massal yang berdasarkan SARA, dan perlu ada tindakan Internasional dalam menyelesaikan masalah ini.

"Kegiatan ini juga akan digelar lebih besar pada tanggal 1 Oktober bertepatan dengan hari kesaktian Pancasila, namun juga dihimbau agar jemaat dapat menggelar aksi doa dan puasa sebagai wujud solidaritas sesama gereja," ujar Henli yang diiyakan  Christo Lonteng juga perwakilan GAMKI Minsel serta Pnt Morris Kojoh dan Pnt Johnly Kasenda dari Pemuda GMIM.

Nada kecaman aksi penusukan Jemaat HKBP di Bekasi tersebut, juga dilontarkan oleh Pemuda KGPM wilayah Minsel dan Himpunan Cita Waya Esa (HCWE) Minsel-Sulut.


"Kami mengecam dengan keras para pelaku, dan kiranya pihak yg berwajib mengusut tuntas masalah ini," ujar Story Moring Kordinator Lapangan Pemuda KGPM Wilayah Minsel.

Tak lupa mereka menyentil, pemerintah kabupaten dan DPRD kabupaten, untuk proaktiv mendesak pemerintah pusat menuntaskan masalah ini.
 

Sumber: Tribun Manado
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas